Pro ataupun kontra terhadap implementasi Kurikulum 2013 lebih kurang adalah karena ada perbedaan cara pandang atau belum memahami secara utuh konsep kurikulum berbasis kompetensi yang menjadi dasarnya.
Ini seperti diungkapkan Kudi Rukadi, Kepala SD Negeri Cijawura, Bandung, Jawa Barat. Kudi mengatakan, Kurikulum 2013 sangat bagus karena yang diuji adalah sikap, sementara penilaian pada kurikulum sebelumnya adalah standar kompetensi.
"Sekarang, kompetensi inti dan kompetensi dasar diramu sedemikian rupa sehingga saat guru mengetahui tujuan pembelajaran seperti apa, maka proses pembelajaran juga akan lebih mudah," ujar Kudi kepada Kompas.com, pekan lalu.
Kudi mengatakan, sebenarnya dia dan sekolahnya sudah memulai konsep seperti diterapkan dalam Kurikulum 2013, yaitu metode pembelajaran terintegrasi yang berfokus pada lingkungan hidup. Itu sebabnya, sekolahnya termasuk dalam sekolah peraih penghargaan Adiwiyata tingkat nasional 2014.
"Kami menganut prinsip, tidak takut anak-anak tidak pintar IPA, tidak pintar Matematika, tidak takut nilainya jelek. Sebaliknya, kami takut jika anak-anak tidak bisa antre, tidak bisa menjaga
lingkungan sekolah dengan baik. Dari dulu kami sudah menerapkan ini, sehingga tidak kesulitan saat Kurikulum 2013 diimplementasikan secara menyeluruh tahun pelajaran baru ini," ujarnya.
Kudi melanjutkan, dalam metode pembelajaran Kurikulum 2013 untuk tema lingkungan misalnya, guru olahraga dapat mengolaborasikan dengan permainan yang menyenangkan. Menurutnya, Kurikulum 2013 itu sebenarnya tidak sulit untuk diterapkan. Sementara untuk proses penilaian, pihaknya mengembangkan aplikasi yang dimasukkan ke dalam portal sekolah.
"Ini agar orang tua juga bisa tahu aspek penilaiannya sesuai dengan kaidah-kaidah penilaian,
termasuk di dalamnya absensi siswa maupun guru. Semua terlihat di aplikasi ini, yang selalu di-up date seminggu sekali. Selain itu, aplikasi ini akan memudahkan guru memberikan penilaian kepada siswa yang disampaikan dengan model deskriptif-kualitatif.
"Karena untuk menjadi pintar saat ini mudah, ada les private, sementara untuk menjadi manusia berkarakter butuh proses yang harus ditanamkan sejak dini," kata Ulan.
Tahun lalu SD Negeri Buahbatu 1 dan 3 Bandung memang tidak ditunjuk sebagai sekolah piloting. Namun, menurut Ulan, pihaknya sudah mencoba menerapkan metode pembelajaran Kurikulum 2013 pada kegiatan belajar mengajar di kelas.
"Sejak tahun lalu guru-guru kami sudah mendapatkan pelatihan. Agar hasil pelatihan itu dapat segera diaplikasikan, saya minta mereka menerapkan Kurikulum 2013 di kelas 1, 2, 4, dan 5 di kelas masing-masing," katanya.
Sebelum pembelajaran efektif berlangsung pada tahun pelajaran baru ini, lanjut Ulan, dia meminta para guru untuk menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada dua minggu pertama. Ternyata, tutur dia, banyak guru sudah cukup baik dalam membuat RPP tersebut.
"Hanya memang, di sekolah kami, dalam satu kelas cukup banyak siswa, sekitar 38-40 orang,
sehingga guru harus ekstra dalam mengajar," ujarnya.
Dalam praktiknya, lanjut Ulan, tahun lalu sekolahnya sudah mencoba menggunakan model pembelajaran kreatif, salah satunya menggunakan power point dan LCD. Namun, karena fasilitas LCD itu terbatas hanya terpasang di satu ruangan, baru guru agama dan guru kelas 2 yang menggunakannya.