Yang Suka Bermanja-manja, Sebaiknya Tidak Sekolah di Belanda...

Kompas.com - 07/03/2015, 01:54 WIB
Latief

Penulis

ROTTERDAM, KOMPAS.com - Kebiasaan bermanja-manja dengan waktu selama di Indonesia bakal bikin repot ketika kuliah di Belanda. Yang tidak serius sekolah cuma akan buang-buang uang. Percuma!

Budaya belajar di Negeri Kincir Angin itu memang bikin anak-anak Indonesia tidak bisa banyak berleha-leha. Tugas menumpuk, jadwal ujian pun ketat. 

"Ujiannya kan bukan tiap enam bulan atau satu semester seperti di Indonesia. Di sini tiap tujuh minggu ujian. Itu yang harus diadaptasi oleh anak-anak Indonesia. Tidak bisa santai," uja Ario Sudiro, mahasiswa S-2 peraih beasiswa yang tengah menimba ilmu di Fakultas Ekonomi (ESE) Erasmus University Rotterdam, Belanda, Rabu (4/3/2015), di Erasmus University Rotterdam.

Satu-satunya penerima beasiswa StuNed (Studeren in Nerdeland) dari instansi swasta, yaitu Astra International di Jakarta, ini mengaku dengan jadwal seketat itu bukan cuma harus pandai mengatur waktu belajar, namun juga memilih teman. Menurut dia, cara paling tepat adalah memilih teman yang saling menguntungkan dalam belajar.

"Berteman dengan mahasiswa internasional lain belum tentu dapat yang pintar, yang ada main melulu, bukannya belajar. Harus pandai baca situasi, jangan terbawa jadi ikut bermain-main dan santai," ujar Ario.

Cerita Ario diperkuat oleh pendapat Rinaldy Pradana, mahasiswa S-2 di Institute For Housing and Urban Development Studies (IHS), Erasmus University Rotterdam. Rinaldy menuturkan, ia lebih banyak membaca jurnal ketimbang belajar dari teori-teori di kelas. Satu semester dia bisa membaca dua sampai lima jurnal ilmiah internasional.

"Bayangkan, untuk 500 kata yang akan saya perlukan itu itu referensinya bisa diambil dari tujuh jurnal. Itu wajib, tidak main-main. Memang, kita di sini lebih banyak belajar sendiri, sebab dosen lebih sering mengajak diskusi ketimbang memberi teori-teori," kata Rinaldy.

M Latief/KOMPAS.com Para mahasiswa Indonesia di Erasmus University Rotterdam, Belanda, Rabu (4/3/2015).
Tidak disuapi

Siap mental untuk belajar sendiri. Itulah yang dikatakan Rosita Damastuti, mahasiswi S-2 di Institute For Housing and Urban Development Studies (IHS), Erasmus University Rotterdam. Menurut dia, tujuh minggu menyiapkan ujian itu tidak boleh lengah.

"Susah mau main-main. Bahannya banyak, waktunya sedikit," ujar Rosita.

Seperti halnya penuturan Rinaldy, menurut Rosita, dosen-dosen di kampusnya lebih banyak memberi tugas membaca jurnal dan berdiskusi di kelas, bukan memberi teori. Membahas proyek-proyek penelitian juga jadi "makanan" di kelas.

Pengakuan sama juga diungkapkan Erika H Wijaya, mahasiswa double degree di HIS Erasmus Universiteit. Sebagai mahasiswa gelar ganda, Erik mengaku lebih enak kuliah dengan cara yang diberikan para dosen di kampus ini dibandingkan di Indonesia.

"Dosen di sini sangat cepat membalas email dan tak susah dikontak. Kita tidak disuapi terus dengan teori-teori di kelas, tapi malah lebih banyak berdiskusi. Kami diberikan jurnal ini dan itu yang jumlahnya banyak, lalu kami belajar sendiri. Sisanya kami berdiskusi dengan teman dan dosen," ujar mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) yang akrab disapa Erik itu.

Menurut dia, dosen-dosen di kampusnya ini sangat terbuka. Mereka tak sungkan untuk berbagi hasil penelitiannya kepada mahasiswa dan memperkenalkan proyek yang sedang dikerjakan dan membahas dengan mahasiswanya.

"Afiliasi mereka ke lembaga-lembaga internasional, aksesnya luas sekali. Kami diberi banyak literatur dan tinggal memilih yang kita butuhkan karena saking banyaknya," ujarnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Peserta yang Dicatut Fotonya oleh Joki di UTBK 2025 Tidak Didiskualifikasi

Peserta yang Dicatut Fotonya oleh Joki di UTBK 2025 Tidak Didiskualifikasi

Edu
Peserta yang Pilih Kedokteran Terbanyak Gunakan Joki di UTBK SNBT 2025

Peserta yang Pilih Kedokteran Terbanyak Gunakan Joki di UTBK SNBT 2025

Edu
PTN Buka Peluang untuk Mengecek Mahasiswa yang Gunakan Joki UTBK SNBT

PTN Buka Peluang untuk Mengecek Mahasiswa yang Gunakan Joki UTBK SNBT

Edu
Diklaim Ada 1.800 Peserta, Kompetisi Puisi Mandarin Berbasis AI Selesai Digelar

Diklaim Ada 1.800 Peserta, Kompetisi Puisi Mandarin Berbasis AI Selesai Digelar

Edu
Salah Tampilkan Foto Peserta UTBK Gunakan Joki, Panitia SNPMB: Kami Mohon Maaf

Salah Tampilkan Foto Peserta UTBK Gunakan Joki, Panitia SNPMB: Kami Mohon Maaf

Edu
Materi Literasi Bahasa Indonesia Dikeluhkan Peserta UTBK SNBT 2025, Ini Penjelasan Panitia SNPMB

Materi Literasi Bahasa Indonesia Dikeluhkan Peserta UTBK SNBT 2025, Ini Penjelasan Panitia SNPMB

Edu
Biaya Kuliah di UPH 2025/2026, Jurusan Kedokteran sampai Lulus Capai Rp 920 juta

Biaya Kuliah di UPH 2025/2026, Jurusan Kedokteran sampai Lulus Capai Rp 920 juta

Edu
Survei KPK: Banyak Guru-Dosen Indonesia yang Terlambat hingga Bolos

Survei KPK: Banyak Guru-Dosen Indonesia yang Terlambat hingga Bolos

Edu
Dugaan Kecurangan di 13 Pusat UTBK SNBT 2025, Ada 50 Peserta 10 Joki

Dugaan Kecurangan di 13 Pusat UTBK SNBT 2025, Ada 50 Peserta 10 Joki

Edu
Panitia SNPMB: Kami Pastikan Soal UTBK SNBT 2025 Tidak Mungkin Bocor

Panitia SNPMB: Kami Pastikan Soal UTBK SNBT 2025 Tidak Mungkin Bocor

Edu
Soal Kelanjutan Kampus Merdeka, MSIB hingga IISMA, Kemendikti: Berjalan, tapi...

Soal Kelanjutan Kampus Merdeka, MSIB hingga IISMA, Kemendikti: Berjalan, tapi...

Edu
Rektor UP Dicopot, Penjabat Sementara Akan Dilantik Besok

Rektor UP Dicopot, Penjabat Sementara Akan Dilantik Besok

Edu
Pro-Kontra Penyelenggaraan Wisuda, Boleh Selama Tak Berlebihan

Pro-Kontra Penyelenggaraan Wisuda, Boleh Selama Tak Berlebihan

Edu
Mengapa Siswa Suka Menyontek? Mendikdasmen Mu'ti Ungkap Penyebabnya

Mengapa Siswa Suka Menyontek? Mendikdasmen Mu'ti Ungkap Penyebabnya

Edu
Rektor UP Dicopot, Kampus Tuding Keterlibatan Oknum Yayasan dan Jajaran Internal

Rektor UP Dicopot, Kampus Tuding Keterlibatan Oknum Yayasan dan Jajaran Internal

Edu
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau