Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/10/2015, 07:29 WIB
|
EditorLatief

KOMPAS.com – Anda masih ingat lagu Kolam Susu yang dipopulerkan oleh grup musik Koes Plus pada 1973? Sepenggal liriknya berbunyi, bukan lautan hanya kolam susu, kail dan jala cukup menghidupmu, tiada badai tiada topan kau temui, ikan dan udang menghampiri dirimu.

Lagu tersebut menyenandungkan pujian atas negeri yang serba ada ini. Memang, tak bisa dipungkiri. Indonesia memiliki sumber daya alam lengkap, mulai dari hasil pertanian, bahari, sampai tambang.

Namun, kita juga tak bisa mengelak fakta, bahwa jika tak dimanfaatkan dengan baik, kekayaan Nusantara bisa habis tanpa menyisakan keuntungan. Di usianya yang telah lewat 70 tahun, banyak perubahan pada wajah maupun alam Tanah Air kita.

Wilayah hutan berkurang drastis setiap tahunnya. Area persawahan pun makin habis berganti pabrik atau menjadi hunian bagi manusia.

Sementara itu, kekayaan sumber daya alam Indonesia tak bisa lagi menjadi satu-satunya modal andalan untuk bersaing dengan negara lain. Sumber daya manusialah yang harus ditingkatkan untuk memanfaatkan potensi yang masih ada.

Pendidikan yang bersinergi

Mau tak mau, jika ingin terus maju, negeri ini membutuhkan strategi yang memberdayakan keduanya. Karakter anak dibangun sejak dini dan diperkuat dengan life skill untuk menghadapi zaman yang terus berubah.

Dr. R. Indrajani, Deputi Direktur Program SEAMEO Regional Centre for Qitep in Science, mengatakan bahwa pendidikan harus memiliki pola baru. Siswa tak lagi hanya menjadi pendengar pasif, tetapi juga aktif terlibat dalam setiap pembelajaran.

"Kita harus mulai menerapkan metode belajar problem based learning, yaitu siswa tidak hanya disuguhkan suatu masalah, namun juga dirangsang untuk mempelajari apa masalah itu sebenarnya, alasan terjadinya, dan bagaimana cara menyelesaikannya," ujar Indrajani kepada Kompas.com, Minggu (4/10/2015), Jakarta.

"Metode itu dilengkapi juga dengan project based learning. Pengetahuan dan kemampuan siswa diasah melalui praktik langsung pada akar masalah sehingga mereka dapat lebih memahami dan menyelesaikannya," tambahnya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+