Siapa Tokoh yang Berkontribusi Besar Terhadap Pendidikan di Indonesia?

Kompas.com - 09/10/2015, 07:27 WIB
Adhis Anggiany Putri S

Penulis

KOMPAS.com – "Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani. Di depan kita memberi contoh, di tengah membangun prakasa dan bekerjasama, di belakang memberi daya-semangat dan dorongan".

Suwardi Suryaningrat alias Ki Hajar Dewantara adalah pelopor pendidikan karakter di sekolah, jauh sebelum Kurikulum 2013 memasukkan agenda sama. Tidak, bahkan lebih jauh dari itu, yaitu sebelum Ibu Pertiwi meraih kemerdekaannya. Kutipan Bapak Pendidikan Nasional di atas adalah salah satu "mata pelajaran" pembentukan karakter di Perguruan Taman Siswa, sekolah kaum jelata yang didirikannya pada 3 Juli 1922.

Sebagai tokoh pergerakan kemerdekaan, dia sadar betul bahwa saat itu, "calon" Negara Indonesia memerlukan sebuah sistem pendidikan yang bisa memerdekakan. Pendidikan harus menjadi gerbang membangun kesadaran anak bangsa tentang keadilan dan kemakmuran yang bebas dari penjajahan.

Dalam buku Ki Hadjar dan Taman siswa, dalam Sejarah Indonesia Modern, Abdurrachman Surjomihardjo juga menyebutkan karakter lain yang ditanamkan Ki Hajar saat itu. Lima di antaranya adalah kepercayaan pada kekuatan diri, cinta kebenaran dan kemerdekaan, solidaritas, kesadaran akan kesamaan derajat, serta kepemimpinan.

Lelaki yang pernah hidup dalam pengasingan ini sadar, pendidikan karakter merupakan faktor penting dalam sebuah perubahan. Setumpuk ilmu tak akan membawa faedah apapun tanpa nilai-nilai rohani yang baik.

Belajar berpikir kritis

Sejak mata pelajaran sejarah masuk dalam agenda sekolah, kita mulai berkenalan dengan tokoh-tokoh besar Indonesia, termasuk "Soekarno Sang Proklamator". Namun, agaknya belum setiap orang tahu bahwa Soekarno pernah berguru kepada HOS Cokroaminoto, pendiri Sarekat Islam.

Mendengar hal itu, apakah timbul rasa penasaran dalam diri Anda, bagaimana seorang HOS Cokroaminoto bisa mencetak pemimpin besar sekaliber Soekarno?

Sejak usia 15 tahun, Soekarno sudah dijejali tumpukan bacaan "berat" oleh Cokroaminoto. Dia diekspose dengan beragam jenis pemikiran tokoh-tokoh dunia. Dari sinilah, Soekarno muda belajar bahwa ilmu itu tak berbatas.

"Setinggi-tinggi ilmu, semurni-murni tauhid, sepintar-pintar siasat," kata-kata mutiara Cokroaminoto ini selalu menjadi prinsip yang ditanamkan dalam-dalam pada jiwa anak didiknya.

Lebih dari itu, Cokroaminoto juga mendorong muridnya berpikir kritis. Dia memberi ruang eksplorasi ide tanpa batas sehingga anak didiknya terlatih untuk mampu melihat suatu hal dari bermacam-macam sudut pandang.

Tak mengherankan, dari tangan Cokroaminoto lahir tokoh-tokoh nasional yang meresapi ideologi berbeda, seperti Semaun yang sosialis, Kartosuwiryo seorang Islam fundamentalis, dan Soekarno seorang nasionalis.

Memberdayakan kaum hawa

Raden Ayu Lasminingrat lahir di Garut pada 1843, atau 36 tahun sebelum RA Kartini dilahirkan. Penulis dan sejarahwan Deddy Effendie menyebut Lasminingrat sebagai tokoh perempuan intelektual pertama di Indonesia. Selain menulis karyanya sendiri, dia juga banyak menterjemahkan buku-buku anak sekolah dari bahasa Belanda ke bahasa Sunda, baik menggunakan aksara Jawa maupun Latin.

Hal itu tidaklah aneh mengingat Lasminingrat memang sempat diasuh teman Belanda ayahnya, Levyson Norman. Dia pun menjadi perempuan pribumi satu-satunya yang mahir menulis dan berbahasa Belanda pada masanya.

Dalam buku Semangat Baru: Kolonialisme, Budaya Cetak, dan Kesastraan Sunda Abad ke-19, Mikihiro Moriyama mencatat, sejak kecil, Lasminingrat bercita-cita memajukan pendidikan kaum hawa. Lalu, setelah dipinang Bupati Garut RAA Wiratanudatar VIII, dia memilih pensiun dari dunia kesusastraan dan fokus kepada pendidikan perempuan.

Halaman:


Terkini Lainnya

Dosen IPB Sebut 7 Makanan Manusia yang Tidak Bisa Dimakan Kucing

Dosen IPB Sebut 7 Makanan Manusia yang Tidak Bisa Dimakan Kucing

Edu
Libur Sekolah Total 24 Hari Selama Puasa dan Idul Fitri 2025

Libur Sekolah Total 24 Hari Selama Puasa dan Idul Fitri 2025

Edu
Cek Biaya Uang Pangkal Kedoktean Unsoed Jalur Mandiri 2025

Cek Biaya Uang Pangkal Kedoktean Unsoed Jalur Mandiri 2025

Edu
Beasiswa S1 Gratis ke Singapura, Dapat Tunjangan Hidup dan Asrama

Beasiswa S1 Gratis ke Singapura, Dapat Tunjangan Hidup dan Asrama

Edu
Minat Siswa Belajar Sains Menurun, Wakil Dekan FMIPA UGM Ungkap Penyebabnya

Minat Siswa Belajar Sains Menurun, Wakil Dekan FMIPA UGM Ungkap Penyebabnya

Edu
Beasiswa JIS untuk Siswa Kelas 8-10, Gratis Biaya Sekolah Sampai Lulus

Beasiswa JIS untuk Siswa Kelas 8-10, Gratis Biaya Sekolah Sampai Lulus

Edu
Ramai Tagar KaburAjaDulu, Cek 10 Beasiswa S1-S3 Gratis ke Luar Negeri Tak Wajib Pulang ke Indonesia

Ramai Tagar KaburAjaDulu, Cek 10 Beasiswa S1-S3 Gratis ke Luar Negeri Tak Wajib Pulang ke Indonesia

Edu
Menteri Mu’ti: ASN Harus Kerja Lebih Cerdas dan Inovatif di Tengah Efisiensi Anggaran

Menteri Mu’ti: ASN Harus Kerja Lebih Cerdas dan Inovatif di Tengah Efisiensi Anggaran

Edu
Syarat Nilai Rapor untuk Daftar IPDN dan Jurusannya, Kuliah Gratis Bisa Jadi CPNS

Syarat Nilai Rapor untuk Daftar IPDN dan Jurusannya, Kuliah Gratis Bisa Jadi CPNS

Edu
Kemenag: 39.012 Siswa Daftar Madrasah Aliyah Unggulan Tahun 2025

Kemenag: 39.012 Siswa Daftar Madrasah Aliyah Unggulan Tahun 2025

Edu
Anak Usaha PT KAI Buka Lowongan Kerja Pramugara-Pramugari 2025, Lulusan SMA Bisa Daftar

Anak Usaha PT KAI Buka Lowongan Kerja Pramugara-Pramugari 2025, Lulusan SMA Bisa Daftar

Edu
Pendanaan Riset Kampus Swasta, Mendikti Brian Akan Dorong Industri Investasi Riset

Pendanaan Riset Kampus Swasta, Mendikti Brian Akan Dorong Industri Investasi Riset

Edu
Mendikti Brian Sebut Kampus Vokasi Juga Bekali Sains dan Teknologi

Mendikti Brian Sebut Kampus Vokasi Juga Bekali Sains dan Teknologi

Edu
Tes CBT Masuk MAN Unggulan Berlangsung 2 Hari, Catat Tanggal Pengumumannya

Tes CBT Masuk MAN Unggulan Berlangsung 2 Hari, Catat Tanggal Pengumumannya

Edu
Kemendikdasmen: Pembelajaran Saat Ramadhan 2025 Jangan Membebani Siswa

Kemendikdasmen: Pembelajaran Saat Ramadhan 2025 Jangan Membebani Siswa

Edu
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau