Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Sektor Pendidikan, Mengapa Indonesia Begitu Penting di Asia Tenggara?

Kompas.com - 11/10/2015, 09:10 WIB
Anne Anggraeni Fathana

Penulis

KOMPAS.com – Membicarakan masalah pendidikan tanpa solusi hari ini rasanya sudah ketinggalan zaman. Masyarakat lebih membutuhkan bukti nyata untuk memajukan sumber daya manusia daripada hanya sekedar protes belaka.

Terlebih lagi, menghadapi kebijakan Masyarakat Ekonomi ASEAN yang sudah mulai berjalan tahun 2015 ini. Indonesia sebaiknya mulai mempersiapkan strategi meningkatkan mutu pendidikan agar menghasilkan kualitas tenaga kerja terbaik.

Sebenarnya tidak hanya Indonesia, namun kerja sama ini juga harus dibangun oleh negara-negara ASEAN. Sebab MEA tidak hanya menyasar satu negara saja, namun melibatkan seluruh Asia Tenggara untuk menciptakan pasar yang potensial bagi penanaman modal asing.

Tak bisa dimungkiri bahwa pendidikan merupakan jembatan yang dapat membentuk kepercayaan dan kerja sama antarnegara ASEAN. Di sini lah peran Organisasi Menteri-menteri Pendidikan di Asia Tenggara (SEAMEO) sebagai lembaga pemerintahan dalam bidang pendidikan.

Kehadiran SEAMEO dinilai membantu pemecahan masalah dan keterbatasan dalam meningkatkan kualitas dan akses pendidikan. Adanya penelitian antarnegara yang notabene memiliki kondisi dan masalah serupa pun dapat menghadirkan solusi sekaligus jalan keluar untuk memajukan Asia Tenggara.

Peran nyata SEAMEO

Indonesia merupakan anggota SEAMEO dengan Regional Centre atau insitusi spesialis terbanyak di antara negara anggota lainnya. Regional Centre ini bergerak dalam berbagai program pelatihan dan penelitian di bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, dan budaya.

Salah satu Regional Centre yang berperan aktif melakukan penelitian dan pelatihan di Indonesia ialah SEAMEO Regional Centre for Tropical Biology (SEAMEO BIOTROP). Lembaga ini fokus pada pembangunan berkelanjutan terkait biologi tropika di Asia Tenggara.

BIOTROP membantu negara anggota SEAMEO mengembangkan keahlian untuk meneliti, mencari solusi, serta melakukan pendekatan alternatif untuk masalah biologis kritis, seperti penanganan hutan, hasil bumi, dan perairan. Dua program di antaranya menangani masalah Weeds and Invasive Alien Species dan microtoxin pada tanaman.

Weeds and Invasive Alien Species merupakan antisipasi pertumbuhan bibit tanaman asing yang dibawa dari luar negaeri, kemudian berkecambah, menyebar, dan menguasai lahan pertanian. Sementara itu, microtoxin adalah jamur pada makanan yang dapat merangsang munculnya penyakit pada tubuh manusia, seperti kanker dan penyakit berat lainnya.

“Lembaga kami berupaya untuk mengantisipasi dua kasus ini dengan membangun karantina dan mengadakan pelatihan bagi pihak-pihak terkait agar mereka mampu melakukan penanganannya. Kami juga melakukan penelitian dan menyebarkan hasilnya sehingga bibit asing maupun microtoxin tidak berkembang lebih jauh,” Kata Direktur SEAMEO BIOTROP Dr Irdika Mansur pada Kompas.com, Minggu (4/10/2015).

Selain itu, BIOTROP pun menjalankan program income generation. Ini merupakan penelitian dan pengembangan teknologi sederhana berbasis biologi untuk meningkatkan pendapatan masyarakat.

“Disebut juga argo industri dan budidaya strategis. Kami mengembangkan bibit-bibit tanaman bernilai tinggi sehingga petani bisa panen lebih banyak, misalnya dengan kultur jaringan. Contohnya, jika dulu impor, sekarang kita sudah menjadi pengekspor pisang cavendish,” ujar Irdika.

Teknologi ini juga menjadi usaha penanganan menyempitnya lahan pertanian di Indonesia. Alternatif selain argo industri adalah menggeser sawah-sawah ke dekat tambang yang lebih mudah mendapatkan sumber air dan lahannya sudah ditata.

Irdika melanjutkan, BIOTROP juga mendampingi usaha masyarakat dan menjembatani distribusi pasar. Penjualan diatur dengan menghubungkan petani dan pengumpul dengan kesepakatan yang menguntungkan kedua pihak.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Hasil Ujian Mandiri UGM 2025 Diumumkan 19 Juli, Cek Biaya UKT dan IPI-nya
Hasil Ujian Mandiri UGM 2025 Diumumkan 19 Juli, Cek Biaya UKT dan IPI-nya
Edu
Tim Siswa Mentari Intercultural School Jakarta Sabet 2 Perak Ajang 'Japan Design, Idea and Invention Expo 2025'
Tim Siswa Mentari Intercultural School Jakarta Sabet 2 Perak Ajang "Japan Design, Idea and Invention Expo 2025"
Edu
Uang Saku Penerima Beasiswa LPDP Dinilai di Bawah Standar, Apa Kata LPDP?
Uang Saku Penerima Beasiswa LPDP Dinilai di Bawah Standar, Apa Kata LPDP?
Edu
Dedi Mulyadi: Tidak Boleh Ada Anak Jawa Barat yang Putus Sekolah
Dedi Mulyadi: Tidak Boleh Ada Anak Jawa Barat yang Putus Sekolah
Edu
Guru Honorer di Depok Dinonaktifkan, Diduga Lakukan Jual-Beli Kursi SPMB 2025
Guru Honorer di Depok Dinonaktifkan, Diduga Lakukan Jual-Beli Kursi SPMB 2025
Edu
Pemerintah Tetapkan 7 Juli Hari Pustakawan Indonesia, Apakah Jadi Libur Nasional?
Pemerintah Tetapkan 7 Juli Hari Pustakawan Indonesia, Apakah Jadi Libur Nasional?
Edu
Beasiswa DAAD Masih Buka, Kuliah S2-S3 ke Jerman Tanpa Batas Usia
Beasiswa DAAD Masih Buka, Kuliah S2-S3 ke Jerman Tanpa Batas Usia
Edu
Cek Jalur Mandiri UB 2025 yang Masih Buka, Sekian Biaya UKT dan IPI-nya
Cek Jalur Mandiri UB 2025 yang Masih Buka, Sekian Biaya UKT dan IPI-nya
Edu
Kuliah S1-S3 Gratis, Ini Jadwal dan Cara Daftar Beasiswa Unggulan 2025
Kuliah S1-S3 Gratis, Ini Jadwal dan Cara Daftar Beasiswa Unggulan 2025
Edu
Pameran Imersif 'The Redmiller Universe', dari Pendidikan Budaya hingga Pesan Nilai Kehidupan
Pameran Imersif "The Redmiller Universe", dari Pendidikan Budaya hingga Pesan Nilai Kehidupan
Edu
Belum Banyak yang Tahu, Ini Alasan 7 Juli Jadi Hari Pustakawan Indonesia
Belum Banyak yang Tahu, Ini Alasan 7 Juli Jadi Hari Pustakawan Indonesia
Edu
Cegah Penyakit Menular, Calon Siswa Sekolah Rakyat Jalani Pemeriksaan Kesehatan
Cegah Penyakit Menular, Calon Siswa Sekolah Rakyat Jalani Pemeriksaan Kesehatan
Edu
Hasil SPMB Kota Bandung 2025 Jenjang SD-SMP , Live di YouTube Hari Ini
Hasil SPMB Kota Bandung 2025 Jenjang SD-SMP , Live di YouTube Hari Ini
Edu
Satu Rombel 50 Siswa: Jalan Pintas Menyesatkan
Satu Rombel 50 Siswa: Jalan Pintas Menyesatkan
Edu
Studi MIT Ungkap ChatGPT Berpotensi Mengikis Kemampuan Berpikir Kritis
Studi MIT Ungkap ChatGPT Berpotensi Mengikis Kemampuan Berpikir Kritis
Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau