Mau Mendapat Beasiswa? Buatlah Potret Diri Anda yang "Charming"!

Kompas.com - 12/01/2016, 07:21 WIB

Banyak pemburu beasiswa mengira bahwa dengan berbekal IPK tinggi dari universitas terkenal dan nilai bahasa Inggris tinggi, maka otomatis pintu akan terbuka lebar-lebar dan mereka dengan mudah melanjutkan studi atau meraih beasiswa di luar negeri. Mereka lupa, ada beratus-ratus, bahkan beribu pelamar lain memiliki IPK di atas 3 atau nilai IELTS di atas 6.5.

Nilai dan angka tersebut hanyalah persyaratan minimal. Itu semua hanya knock out of criteria.

Agar dapat terpilih, harus ada faktor lain yang mampu membuat si pelamar mengungguli pelamar lain. Faktor itu harus mampu membedakan Anda dengan pelamar lain. Apa itu? Motivasi!

Lembaga pemberi beasiswa memang akan mencari kandidat yang punya motivasi kuat dan tujuan studi yang jelas. Mereka mencari kandidat dengan self awareness tinggi terhadap kekuatan dan kelebihannya. Juga, terhadap potensi dan passion yang dimilikinya.

Para kandidat juga harus mampu membaca faktor-faktor eksternal dan perubahan global, misalnya tentang kelangkaan energi, ketahanan pangan dan perubahan iklim, selain tentu saja isu-isu geopolitik, perubahan perilaku sebagai dampak digitalisasi dan mampu memprediksi bermacam perubahan di masa depan.

Kemampuan membaca dan memahami faktor internal (potensi, minat, passion) atau self awareness dan sensibilitas membaca faktor eksternal (perubahan global, tantangan masa depan) dan ‘mengemasnya' menjadi satu paket yang "menggiurkan" pihak pemberi beasiswa, adalah keharusan bagi para pemburu beasiswa.
 
Di tengah ratusan, bahkan ribuan formulir pendaftaran yang masuk, motivation statement dan CV yang artikulatif, yang distinctive, menjadi satu nilai jual di mata lembaga pemberi beasiswa. Baik itu motivation statement dan CV harus bikin mereka kepincut!

Ingat, pemberi beasiswa tidak akan memberikan beasiswa kepada pelamar yang sekedar mencari pengalaman internasional atau memperluas jejaring, apalagi hanya ingin naik golongan karena telah mendapatkan gelar akademis lebih tinggi.

Pemberi beasiswa tidak akan pernah kepincut dengan pelamar yang motivasi utamanya belajar ke luar negeri sekadar untuk mendapat posisi lebih baik sepulang studi di negeri orang. Organisasi pemberi beasiswa manapun mendapat mandat yang sama dari pendonor masing-masing, yaitu mencari kandidat terbaik, yang worth investing! Anda harus menjadi kandidat yang benar-benar diperhitungkan!

Memangnya kenapa kalau Anda lulusan PTN ternama dan lulus sebagai lulusan terbaik? Memangnya kenapa kalau Anda pernah jadi pemimpin organisasi mahasiswa di kampus? Tidak berarti apa-apa jika Anda tidak bisa mengkaitkan potensi diri anda dengan study objective Anda?

Yang terjadi akhirnya adalah sebuah paradoks, yaitu di satu sisi over valuation. Yaitu, kondisi dimana Anda merasa yang terbaik dan paling berkualifikasi tanpa dibarengi self awareness tentang kekuatan dalam diri Anda tersebut dapat menjadi katalis bagi keberhasilan studi dan rencana masa depan setelah selesai studi. Enggak nyambung!

Siapkan potret diri Anda!

Bagi Anda yang pernah melihat lukisan potret diri dari pelukis besar Affandi di museum Affandi di Yogyakarta atau pelukis legendaris Vincent van Gogh di Van Gogh Museum di Amsterdam, tentu setuju kalau lukisan-lukisan tersebut, walaupun terlihat sangat sederhana, tidak glamor dan neko-neko. Lukisan itu tidak rumit, tapi lain dari yang lain, dan berhasil mencuri perhatian.

Lukisan Affandi berkaos oblong sambil menghisap pipa seakan mengeluarkan pernyataan: "Inilah aku (self awareness). Aku dengan kebersahajaanku, sekaligus kekuatanku. Aku dan duniaku, passion-ku dan visiku!".

Begitu juga lukisan potret diri Van Gogh. Sederhananya lukisan tersebut, tapi mampu menyihir karena lugas mengatakan: "Lihatlah aku, sang maestro!".

Jadi, motivation statement dan curriculum vitae tidak perlu berbunga-bunga, apalagi copy paste dari sumber lain. Buatlah lukisan potret diri yang lugas, tidak perlu cantik, tapi charming dan dapat mencuri perhatian tim seleksi beasiswa.

Buatlah lukisan potret diri yang tidak membuat pemberi beasiwa nantinya akan mengatakan "Kalian berhutang pada negara, dan kalian beruntung mendapatkan beasiswa ke luar negeri!". 

Tapi, lukisan potret diri Anda yang mampu berkata: "Negara atau pemberi beasiswa akan sangat beruntung memilih saya. Cause I deserve it!".

Selamat berburu beasiswa!

Penulis adalah pemerhati pendidikan dan bergiat sebagai koordinator tim beasiswa pada Netherlands Education Support Office (NESO) di Jakarta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau