Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Imelda Bachtiar

Alumnus Ilmu Komunikasi, FISIP Universitas Indonesia (UI) tahun 1995 dan Pascasarjana Kajian Gender UI tahun 2010. Menulis dan menyunting buku bertema seputar memoar dan pemikiran tokoh berkait sejarah Indonesia, kajian perempuan, Peristiwa 1965 dan kedirgantaraan. Karyanya: Kenangan tak Terucap. Saya, Ayah dan Tragedi 1965 (Penerbit Buku Kompas-PBK, 2013), Diaspora Indonesia, Bakti untuk Negeriku (PBK, 2015); Pak Harto, Saya dan Kontainer Medik Udara (PBK, 2017); Dari Capung sampai Hercules (PBK, 2017).

Sekolah Sarat Prestasi yang Diancam Dibubarkan

Kompas.com - 03/08/2016, 08:14 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

***

Ketika tahun ajaran baru 2012 hampir usai, tepatnya di bulan Desember, saya mulai mencari sekolah untuk jenjang pendidikan anak selanjutnya.

Sekolah Pribadi, telah dikenal lama sebagai sekolah unggulan di Depok karena banyak sekali juara-juara olimpiade nasional dan internasional, juga atlet pelajar, berasal dari sekolah ini.

Rekomendasi dari teman juga ikut saya pertimbangkan. Anak laki-lakinya yang kini kuliah di FISIP UI, Jurusan Ilmu Politik, lulus dari sini hampir 4 tahun lalu.

Sekolah yang Menjunjung Keberagaman

Ketika saya pertama kali berkunjung, maka yang segera menarik perhatian adalah keragaman yang dijunjung tinggi di sini. Siswanya berasal dari hampir semua etnis di Indonesia, juga etnis Cina, beragam kebangsaan, agama dan latar belakang sosial.

Saya percaya, lembaga pendidikan dasar mengajarkan satu hal penting selain ilmu-ilmu utama yang diajarkan juga di semua sekolah umum, yaitu karakter. Dan saya juga yakin, karakter bukan mudah dibentuk, tetapi paling tidak bisa dimulai dengan kita memberi pemahaman pada mereka sejak dini bahwa dunia tempat mereka hidup ini beragam, bukan satu ragam.

Manusia, tanpa ia bisa memilih, akan lahir dengan beragam etnis, kebangsaan, agama, latar belakang sosial. Tidak boleh ada perendahan, diskriminasi manusia atas manusia lain, karena ia berbeda dengan kita.

Kami, para orangtua, sangat bangga anak-anak bisa dididik dalam komunitas yang sangat beragam: bangsa, agama, latar ekonomi-sosial, bahkan kelompok minoritas di Indonesia, bergaul sangat erat.

Kalau saya mau menyebutkan keunggulannya, inilah keunggulan sekolah ini. Sejak usia sangat dini, mereka diajarkan untuk menghargai teman yang berbeda, namun bisa tetap bersahabat erat dan saling bekerjasama.

Guru-guru mereka pun berasal dari berbagai bangsa. Tentu saja yang terbanyak adalah guru Indonesia, tetapi ada guru berkebangsaan Turki, Azerbaijan, Amerika Serikat dan Kazakhstan.

Tentang mereka, tak perlu kesangsian, mereka semua adalah guru, sesuai dengan latar belakang pendidikannya masing-masing. Dengan mudah, kami bisa memperoleh riwayat hidup mereka.

Walaupun terkesan eksklusif dan mahal, tetapi sekolah sebenarnya menyediakan beasiswa penuh yang sangat banyak untuk anak-anak berprestasi yang berasal dari seluruh pelosok Indonesia.

Mereka ditempatkan di asrama dan dibebaskan atas semua biaya asrama maupun SPP. Para penerima beasiswa inilah yang menjadi bench marking sekolah karena prestasi mereka terus menanjak dan membawa nama harum sekolah.

Mereka biasanya telah menjuarai berbagai kompetisi ilmiah sampai ke luar negeri, dan setelah lulus mendapat beasiswa penuh kembali di Turki atau negara-negara Eropa.

Guru-guru di sekolah sangat mendorong anak-anak berprestasi setinggi mungkin, justru untuk kembali dan berbuat banyak untuk Indonesia.

Tidak sulit mencari jejak berita keberhasilan dan prestasi lulusan Sekolah Pribadi dan 8 sekolah lainnya di laman resmi sekolah.     

Pribadi Bilingual Boarding School menggunakan Kurikulum Nasional yang diperkaya sedemikian rupa. Pelajaran Sains seperti Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, dan Komputer disampaikan dengan bahasa Inggris.

Untuk menyiapkan siswa-siswanya menghadapi globalisasi, Pribadi Bilingual Boarding School menggunakan tenaga pengajar ahli dari berbagai negara seperti Turki, Azerbaijan, Kazakhstan dan Amerika Serikat.

Buku pelajaran sains yang digunakan juga merupakan buku standar internasional yang juga digunakan di lebih dari 2.000 sekolah mitra kerja PASIAD (Pacific Countries Social and Economic Solidarity Association) di seluruh dunia.

Ketika mula berdiri, PASIAD adalah organisasi nir laba di Turki yang menggagasnya.

Para siswa bukan cuma belajar di kelas, tetapi juga di luar kelas, lewat kegiatan-kegiatan yang pada tahun pertama saya anggap sangat lucu tetapi juga kreatif. Misalnya bermain futsal, atau renang bersama, menonton film lalu didiskusikan, dan yang paling unik memasak bersama di ruang luar.

Kegiatan yang terakhir ini, khusus untuk anak saya, segera memupus pengertiannya bahwa memasak hanya tugas perempuan, karena guru Turkinya sangat fasih memasak dan menyajikan hidangan daging dan tomat-cabai dipanggang khas Turki.

Mereka yang muslim mengaji setiap hari, dan setiap Jumat bergiliran membersihkan lapangan olahraga untuk dipakai shalat Jumat. Kebetulan Sekolah Pribadi Depok tingkat SMP-SMA hanya menerima siswa lelaki karena keterbatasan tempat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com