"Tapi kemudian saya diberi banyak tips menjaga tubuh tetap hangat oleh senior. Saya pun melihat dan mengenal banyak orang Eropa yang ternyata memperlakukan saya dengan baik," tuturnya.
Berbeda dengan Fian dan Annisa, Ulung Gondo Kusumo Khoe pernah menamatkan studi S-2 di luar negeri. Belajar dari pengalaman tersebut, ia memutuskan melanjutkan S-3 ke Universite D'Angers, Perancis, dengan dukungan beasiswa Erasmus+.
"Saya mengambil bidang nanomedicine dan pharmaceutical innovation," ucap pria yang masih aktif sebagai dosen di Universitas Bunda Mulia, Jakarta.
Ia mendorong mahasiswa lain berani mencoba melamar beasiswa. Menurutnya, setiap orang punya potensi unik yang bisa dikembangkan untuk kemudian dikontribusikan kepada masyarakat.
Sebagai informasi, Erasmus+ menawarkan 104 program S-2 dan 17 program S-3 di bidang teknologi, ilmu pengetahuan alam, sosial, bisnis, ekonomi, hukum, budaya, dan sastra.
Selain Erasmus+, sekitar 1.600 beasiswa kuliah ke Eropa lain ditawarkan Uni Eropa dan Negara-Negara Anggota lain setiap tahun.
"Beasiswa Eropa ini bertujuan membuka kesempatan berharga bagi pelajar Indonesia menambah wawasan kebudayaan, mencoba sistem akademik Eropa, dan bertemu orang-orang dari berbagai latar belakang negara," kata Geurts.
Sekembali dari Eropa, ia berharap pelajar Indonesia bisa menyumbangkan ilmu pengetahuan dan keterampilan mereka kepada masyarakat.
Pada kesempatan sama, Sekretaris Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara, Ni Wayan Giri Adnyani, menyampaikan para mahasiswa ini juga akan menjadi "duta besar Indonesia" untuk Eropa.
"Mereka harus mampu merefleksikan Indonesia sekaligus memasarkan pariwisata dalam negeri. Orang Eropa harus tahu bahwa Indonesia bukan hanya Bali," tutur Giri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.