Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lolos Seleksi Beasiswa Tak Cukup Modal "Pintar", Tahu Kenapa?

Kompas.com - 23/01/2017, 09:24 WIB
Adhis Anggiany Putri S

Penulis


KOMPAS.com
– Pintar saja tak cukup jadi modal untuk meraih beasiswa kuliah ke Belanda. Kerja keras dan sikap pantang menyerah menjadi salah satu penentu seseorang mendapatkan beasiswa.

Pengalaman alumnus Leiden University, Belanda, Ali Abdillah mengajarkan hal itu. Dua tahun lalu Ali lolos menjadi penerima beasiswa program Master (S2) dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

Ali pun kemudian dapat berangkat ke Belanda untuk menuntut ilmu Hukum Eropa. Namun, perjuangannya untuk mewujudkan impian tersebut tak semudah membalikkan telapak tangan.

"Tantangan paling besar bagi saya adalah bahasa Inggris. Saya sampai ikut tes IELTS empat kali baru mencapai nilai yang mencukupi untuk mendaftar beasiswa," tutur Ali di hadapan ratusan peserta pameran pendidikan Holland Scholarship Day yang diselenggarakan Nuffic Neso Indonesia, Sabtu (21/1/2017).

Di atas panggung Erasmus Huis, Jakarta, Ali mengaku belajar bahasa Inggris habis-habisan. Pasalnya, lanjut dia, bahasa tersebut tak pernah benar-benar dipakai sebelum memutuskan kuliah ke luar negeri.

"Ketika berorganisasi maupun kuliah, saya tak pernah berbahasa Inggris," katanya.

Namun, Ali tak patah arang. Semangatnya untuk kuliah ke luar negeri sudah bulat. Terbukti, dia berhasil lolos seleksi beasiswa dan bahkan sekarang sudah lulus kuliah.

"Orang pintar akan kalah dengan orang yang mau kerja keras," ucap Ali.

KOMPAS.com/Adhis Anggiany Putri Siswanto Ratusan peserta pameran pendidikan Holland Scholarship Day 2017 terlihat memperhatikan dengan serius paparan dari para pembicara.

Pernyataan Ali tersebut sejalan dengan pandangan Tim Koordinator Promosi Pendidikan Nuffic Neso Indonesia, Inty Dienasari.

"Teman saya pernah mencoba (mendaftar beasiswa) sampai 10 kali baru akhirnya diterima," kata Inty saat menjawab pertanyaan salah satu peserta tentang trik menjadi kandidat terbaik penerima beasiswa.

Menurut Inty, tidak ada satu tips yang dapat memastikan seseorang lolos seleksi beasiswa. Alasannya, tiap beasiswa punya karakter berbeda.

"Bukan pintar saja, bukan juga harus kurang mampu, atau hanya PNS (Pegawai Negeri Sipil). Lalu, apa tipsnya? Tidak menyerah untuk mencoba," lanjut Inty.

Beda beasiswa, beda syarat

Karena itu, jeli melihat persyaratan dari tiap beasiswa yang ingin dilamar wajib dilakukan. Seperti kata Inty, setiap beasiswa punya karakter berbeda.

Alumnus Erasmus University Rotterdam, Bramandita Resa, misalnya, sempat bercerita tentang pengalamannya saat memilih beasiswa. Resa, begitu dia disapa, memilih mendaftar beasiswa Netherlands Fellowship Programme (NFP) untuk membiayai rencana kuliah S2.

"NFP kan lebih mengutamakan peserta perempuan. Selain itu, jurusan yang saya ambil sejalan dengan program prioritas NFP ketika itu," ucap Resa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com