"Laut Bercerita" yang Bikin Merinding

Kompas.com - 29/01/2018, 14:20 WIB

Leila pun menjelaskan bahwa sejauh ini dia tak pernah menulis satu karakter fiksi yang merupakan cerminan satu orang nyata. Yang ada, dia selalu mengombinasikan tiga atau empat karakter tokoh asli yang dileburkan jadi satu tokoh fiksi. Mengenai Sang Penyair, terungkap bahwa ia perwujudan dari Wiji Thukul, Soetardji Calzoum Bachri, dan WS. Rendra.

"Siapa sih yang tidak tahu puisi-puisi Wiji Thukul? Semua tahu, tapi saya tidak mengenal Wiji secara pribadi. Memang puisi-puisi dia sifatnya mengkritik pemerintah, tapi Sang Penyair sebenarnya juga mewakilkan beberapa penyair," ucapnya.

Salah satu puisi yang dikutip Leila dengan seizin penciptanya, Soetardji, bahkan telah menjadi jiwa bagi novel Laut Bercerita yang bisa dilihat di http://www.penerbitkpg.id/book/laut-bercerita/.

“Matilah engkau mati/Kau akan lahir berkali-kali”. Soetardji, bagi Leila, menjadi sosok penginspirasi terciptanya peran Sang Penyair sebagai mentor Biru Laut.

"Dia (Sang Penyair) semacam mentor spiritual, di situ ada kehadiran Soetardji,” bebernya.
Tak ketinggalan, Rendra dengan puisinya “Sajak Seonggok Jagung” menjadi narasi pembuka yang pas untuk aksi Tanam Jagung Blangguan kawan-kawan Wirasena pada 1993. Ini merupakan salah satu bab tersulit bagi Leila karena sebagai jurnalis, dia tidak pernah mengalami geregetnya aksi kucing-kucingan antara para aktivis dan aparat di ladang jagung Blangguan.

(SILVIANA DHARMA/KPG)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau