Ki Hadjar Dewantara dan 'Guncangan' Pendidikan Era Industri 4.0

Kompas.com - 02/05/2018, 15:56 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

"Dulu saya menganggap smart phone sebagai 'musuh'. Saya sempat memberlakukan peraturan untuk mengumpulkan seluruh smart phone mahasiswa selama mengajar karena saya menganggap akan menggangu," cerita Ketua Program Studi Komunikasi Strategis Inco Hary Perdana.

Namun rupanya, justru hal itu membuat para mahasiswa kehilangan semangatnya dalam belajar. "Seperti orang kehilangan belahan jiwa," kelakar Inco yang hendak menggambarkan sedemikian tidak terpisahkannya 'Generasi Z' dengan gadget.

Akhirnya, Inco justru menggunakan gadget tersebut sebagai media pembelajaran untuk para digital native ini.

Ternyata, mahasiswa justru mampu melakukan banyak eksplorasi pembelajaran. "Ada banyak hal yang justru generasi Z ini lebih banyak tahu dibanding saya," katanya.

Inco menggambarkan, jika dahulu generasinya memerlukan waktu 1 minggu untuk mengerjakan sebuah tugas kuliah multimedia, generasi zaman 'now' dengan media yang ada hanya memerlukan waktu setengah jam saja, ujar Inco.

Di sinilah kemudian dibutuhkan keberanian bagi para pendidik untuk berani merefleksikan kembali perannya di depan kelas.

Refleksi Ulang Ki Hadjar Dewantara

"Peran pendidik, dosen, kini dituntut tidak hanya bertugas 'transfer ilmu' di depan kelas," jelas Ninok mencoba merefleksikan kembali filosofi Ki Hadjar Dewantara.

Di depan memberi panutan, di tengah memberi semangat dan di belakang mampu mendorong masih sangat relevan dalam pandangan Ninok. 

Tugas dosen tidak sebatas membuat mahasiswa menjadi pintar namun juga memberi motivasi, membangun karakter sehingga menjadi insan atau pribadi yang berintegritas.

Hal senada disampaikan Inco yang masih melihat peran pendidik masih sangat penting meski pengetahuan kini sudah bisa diakses dari banyak sumber. 

"Di era digital sekarang sudah tidak jaman lagi istilah 'dosen selalu benar'," kata Inco. Tugas dosen atau pendidik selain memberikan motivasi juga menjadi filter dari beragam literasi media yang ditemukan mahasiswa agar tidak mengarah pada hasil yang kontra produktif.

Dosen harus mampu melahirkan mahasiswa yang kreatif, inovatif, mampu menjawab tantangan dengan sumber-sumber yang kredible, sesuai aturan ilmiah dan juga menjunjung etika, tandasnya.

Dari sini diharapkan akan bermunculan generasi 'kekinian' yang mampu menjawab setiap tantangan yang muncul di eranya dengan berkarakter dan berintegritas. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau