Dea, Kisah Putri Juru Parkir yang Masuk UGM

Kompas.com - 04/06/2018, 17:34 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

Terlebih dengan kondisi keluarga yang serba pas-pasan.

Siswi berprestasi

Berada dalam keterbatasan, tidak mematahkan semangat gadis kelahiran Jakarta, 28 Mei 2000, untuk mewujudkan mimpinya. Dia mempunyai mimpi besar menjadi seorang pengusaha sukses. Karenanya, dia pun giat belajar dan berusaha berprestasi.

“Yang saya lakukan adalah terus berusaha disertai doa. Pasti Tuhan akan membukakan jalan,” tutur alumnus SMA 48 Jakarta Selatan ini.

Tuhan membukakan jalan bagi mereka yang memperjuangkan mimpinya.

Sejak bangku SD Dea selalu masuk 2 besar dan saat SMP serta SMA selalu masuk 10 besar di kelasa. Bahkan Dea meraih peringkat tertinggi ke-2 USBN di sekolah untuk jurusan IPS.

Tak berhenti sampai di situ, gadis berkacamata ini berhasil meraih beasiswa Bidikmisi, bantuan biaya pendidikan dari pemerintah bagi calon mahasiswa berprestasi yang tidak mampu secara ekonomi

Sementara sang ibu, Sadati (48) mengungkapkan Dea merupakan anak tekun dan gigih dalam mengejar mimpi. Walapun kondisi keluarga pas-pasan, Dea memiliki tekad kuat menggapai impiannya masuk perguruan tinggi dan menjadi sarjana.

“Waktu itu mikir susah gak ada biaya, tapi saya bilang ke Dea untuk terus semangat belajar biar nilainya bagus supaya bisa mengajukan beasiswa masuk perguruan tinggi,” tuturnya.

Sosok mandiri

Sadati menceritakan bahwa putrinya itu adalah sosok yang mandiri sejak kecil. Bahkan, Dea kerap berjualan tanpa sepengetahuannya untuk mencukupi kebutuhan sekolah dengan berjualan pulsa di sekolah.

Saat remaja seusianya asik menikmati pertunjukan musik, Dea justru tak jarang berjualan air minum kemasan di konser-konser musik tersebut.

Turino dan Sadati sangat bersyukur memiliki anak-anak yang mau hidup prihatin dan memahami kondisi keluarga. Mereka pun bangga berhasil membesarkan anak-anaknya dan ada yang berhasil masuk perguruan tinggi.

“Harapannya nantinya Dea dan semua anak-anak kami bisa sukses dan mengangkat derajat orang tua,” pungkas keduanya.

Dea pun berharap dengan kuliah nantinya ia dapat memperbaiki kehidupan keluarga. Ada satu mimpi besar yang ingin segera diwujudkan: membangun rumah bagi kedua orangtuanya jika sukses nanti.

Selama kuliah, Dea berencana mencari pekerjaan sampingan. Hal ini terpaksa dilakukan agar tidak membebani orang tuanya dalam mencukupi kebutuhan selama kuliah.

Dea merupakan satu dari ribuan sosok anak bangsa yang lahir dari keluarga kurang beruntung.

Namun, gadis ini berhasil membuktikan bahwa keterbatasan bukan menjadi penghalang meraih asa mendapatkan pendidikan setinggi-tingginya.

Kisah Dea menjadi salah satu kisah Tuhan yang tidak pernah tertidur melihat perjuangan hambaNya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang


komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau