KOMPAS.com - Marah adalah bentuk emosi wajar dan bisa dialami siapapun, termasuk juga anak-anak. Biasanya, anak mengungkapkan perasaan ini dengan cara mengamuk, galak, ngambek, menjerit, atau menangis dramatis.
Meskipun normal, kemarahan dapat menjadi masalah jika perilaku tersebut tidak terkendali atau agresif.
Seperti kasus di CIkajang, "hanya" gara-gara kehilangan buku pelajaran, dua pelajar SD di Desa Cikandang, marah kemudian duel hingga salah satu tewas.
Jika anak sering mengalami kondisi marah tidak terkendali atau agresif, sebaiknya orangtua jangan langsung menghukum atau berbalik marah. Lantas bagaimana cara mengatasinya?
Baca artikel sebelumnya: Anak Ngamuk? Sampaikan 9 Kalimat Ini untuk Meredakan (1)
Dikutip dari laman Sahabat Keluarga Kemendikbud, berikut 9 kalimat yang dapat disampaikan untuk meredakan amarah anak:
5. Mempertegas dengan volume rendah
Para orangtua sering menggunakan kalimat, ”Berapa kali sih harus dibilangin!” Kalimat penegasan ini dampaknya bisa berbeda dari yang orangtua harapkan. Coba gunakan cara berbeda, seperti, ”Adik nggak dengar yang Bunda katakan? Coba bisikin apa yang Bunda bilang tadi.”
Baca juga: Sepele, 6 Hal Ini Bisa Sebabkan Anak Mogok Sekolah
Kalimat dengan volume rendah dapat mempertegas namun terdengar lebih menyenangkan bagi anak.
6. Menghargai perasaan anak
Kadang karena ikut larut dalam emosi, orangtua lepas kontrol dan mengucapkan kalimat menyakiti perasaan anak di depan orang lain atau di muka umum.
Misal, ”Kakak nih, bikin malu!” Harap diingat, ini bukan tentang orangtua tetapi anak dan perasaannya. Kita bisa membantu menyelesaikan persoalan anak tanpa menyinggung perilaku. Misalnya dengan kalimat, ”Ayo kita ke tempat lebih tenang supaya masalahnya selesai.”
7. Berikan senyuman tulus
Hindari menanggapi kemarahan anak dengan menghela napas dan menggeleng-gelengkan kepala. Sebaiknya pandang mata anak, ingat kelebihan dan kebaikkannya serta berikan senyum tulus kepadanya.
Meski anak sedang mengecewakan, selalulah mencoba melihat kelebihan dan kebaikan anak.
8. Selalu buka pintu komunikasi
”Ayah sudah tidak mau ngomong lagi!” Kalimat ini sering tanpa sadar terucap ketika menghadapi amarah anak yang sulit dikendalikan. Padahal kalimat ini justru menutup komunikasi dengan anak sehingga membuat orangtua tidak bisa membantu menyelesaikan masalah.
Sebaiknya katakan, ”Ayah sayang Kakak. Ayah mau Kakak mengerti, itu tidak baik.” Kalimat ini menjaga jalur komunikasi tetap terbuka sekaligus mengekspresikan emosi secara sehat.
9. Peluk dan tenangkan
Menanggapi emosi anak dengan sikap tegas baik. Namun melibatkan emosi dan salah memilih kalimat justru berdampak tidak baik. Seperti kalimat, ”Sudah, berhenti!”
Lebih baik orangtua memeluk anak dan biarkan dia menangis. Ucapkan di dekat telinganya dengan berbisik, ”Bunda di sini. Kakak tenang ya.”
Ketika sedang sangat marah atau panik, tubuh anak-anak sering tak mampu menahan stres dan merasa benar-benar tak aman. Menemani dan membuat mereka tenang dan aman akan mengasah keterampilannya mengelola emosi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.