Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Milenial Nusantara di Simpang Jalan...

Kompas.com - 17/08/2018, 22:51 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

Ia menambahkan, saat ini sudah mulai terasa dampaknya. Oleh sebab itu anak harus dilatih sebagai pribadi yang cerdas dan kreatif sehingga dapat menciptakan lapangan kerja atau pekerjaan yang akan membutuhkan kompetensi yang siswa miliki.

3. Robertus Budi Setiono, Direktur Global Sevilla School

"Anak milenial ini sangat dekat dengan gadget dan internet. Kacamata dunia mereka terbuka dengan mudah. Kalau dibiarkan terus, nasionalisme dapat memudar dan hilang," kata Robertus.

Anak milenial lebih hafal lagu lagu Korea bila dibandingkan harus menyanyikan lagu 'campur sari', tambah Robertus memberi gambaran. 

Untuk itu kita sebagai pendidik harus terus memberikan pembelajaran kepada generasi milenial ini untuk terus menjaga dan memelihara nasionalisme mereka.

Itu gunanya ada kegiatan upacara bendera, baris berbaris, peringatan 17 Agustus, sumpah pemuda atau Hari Pahlawan. "Dari situlah kita bisa memupuk nasionalisme mereka tetap tinggi," Pelajaran Indonesian studies juga bisa menjadi sarana dalam pemahaman

Tantangan generasi nusantara saat masuk ke jenjang lebih global, mereka kini merasakan tantangan lagi bukan berasal dari negara Eropa atau Amerika. "Tingkat kompetisi tinggi kini justru muncul dari negara-negara Asia seperti China," cerita Robertus. 

Tantangan ke depan adalah bagaimana menyiapkan anak-anak kita agar mampu bersaing secara global tanpa kehilangan identitas nasional.

4. Maksimus Adil, Koordinator Guru Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta Nanyang School

"Anak milenial terbiasa bepergian ke berbagai belahan dunia, atau melalui media sosial kenal banyak teman dari berbagai negara. Hal ini dapat menjauhkan dari semangat perjuangan para pahlawan di awal kemerdekaan, nasioanlisme mereka dapat memudar," jelas Maksimus.

Maksimus menambahkan, info-info negatif seperti diskriminasi, korupsi, dan hal-hal negatif lainnya, jujur saja mengurangi rasa cinta tanah air mereka dan membuat seolah mereka menjadi kurang peduli terhadap kondisi negeri ini.

Tantangan terbesar generasi milenial menurut Maksimus adalah bagaimana mereka melepas stigma pandangan umum generasi milenial yang dianggap kurang daya juang, kurang kepekaan sosial kurang dan mau semua serba instan sehingga tidak sabar untuk mengikuti proses.

Pembentukan karakter dapat menjadi langkah positif agar mereka dapat timbuh menjadi pribadi yang mampu bersaing secara global tanpa harus kehilangan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia, tutupnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com