KOMPAS.com - ”Jebret! Jebret! Gooooool...! Goool...!” teriak seorang anak, begitu Lilipali membuka gol pertama di pertandingan sepak bola Asian Games antara Indonesia melawan China Taipe.
Raut mukanya sangat girang. ”Indonesia! Indonesia!” lanjutnya seperti mengikuti gemuruhnya suara penonton di stadion.
Semangat dan rasa bangga ini ternyata mampu menarik anak menyaksikan pertandingan-pertandingan lainnya, bukan saja sepak bola tapi juga badminton, voli, lari, renang, dan lainnya. Asian Games ternyata dapat menjadi momen penting menanamkan berbagai karakter terhadap anak.
Menurut Sahabat Keluarga Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) ada 3 hal penting yang akan didapatkan anak-anak dari Asian Games yang sedang berlangsung di negeri kita.
Baca juga: Surat Siswa SD untuk Atlet Asian Games 2018, Lucu dan Menyentuh (1)
Ketiganya mencakup nilai pendidikan yang sangat relevan dengan kurikulum 2013. Ketiga aspek tersebut adalah sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Apa saja nilai yang dapat diajarkan kepada anak dari penyelengaraan Asian Games 2018?
1. Jiwa nasionalisme
Anak dapat belajar melalui rasa bangga terhadap atlet atau tim nasional yang begitu semangat berjuang. Melalui rasa bangga ini, anak akan mengungkapkan kecintaan terhadap negeri ini beserta kekuatannya dengan berbagai cara. Meski kadang cukup sederhana namun itu semua sudah dapat dijadikan indikator kecintaan terhadap negeri.
2. Bangga bangsa
Banyak reaksi muncul sebagai efeknya atas rasa bangga tersebut. Ada anak menggambar bendera merah putih ditempel di pipi atau di dadanya. Ada berjoget semangat berjoget begitu mendengar lagu Via Vallen "Meraih Bintang" berkumandang. Bahkan tidak sedikit meminta kepada orangtua dibelikan kostum garuda atau Indonesia.
Ini juga pertanda betapa di dalam jiwa anak-anak telah tertanam rasa bangga terhadap bangsa sendiri. Nasionalisme mereka tumbuh seketika tanpa harus diajarkan secara formal.
3. Motivasi berprestasi
Salah satu efek positif anak-anak setelah menyaksikan gelaran Asian Games adalah munculnya motivasi berprestasi seperti atlet-atlet idola mereka. Anak-anak akan memasukkan realita ke dunia imajinasi.
Mereka akan melakukan aksi-aksi menirukan kehebatan para atlet. Imajinasi positif ini menjadi kesempatan bagi orangtua untuk terus mengembangkan motivasi anak.