Kontribusi untuk Masyarakat lewat Writing Competition Beswan Djarum

Kompas.com - 05/09/2018, 22:30 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Djarum Foundation kembali menyelenggarakan "Writing Competition Djarum Beasiswa Plus 2018". Kompetisi ini terbuka bagi 500 Beswan Djarum (sebutan bagi mahasiswa penerima program Djarum Beasiswa Plus) 2017/2018 yang tersebar di 90 perguruan tinggi ternama di seluruh penjuru Indonesia.

Writing Competition Beswan Djarum merupakan salah satu program Djarum Beasiswa
Plus yang memfasilitasi penerima beasiswa kami untuk berpikir kritis terhadap berbagai
permasalahan bangsa dan menuangkan gagasannya dalam bentuk esai berdasarkan
keilmuan yang ditekuninya," jelas Laksmi Lestari Program Associate Bakti Pendidikan Djarum Foundation kepada Kompas.com di acara babak Final Nasional Writing Competition Beswan Djarum 2018 di Jakarta, Selasa (4/9/2018).

Tidak hanya dalam bentuk tulisan, para peserta diharuskan pula mempresentasikan hasil olah-otak tersebut dalam sebuah ajang presentasi,” tambahnya.

1. Membangun karakter dan kepemimpinan

 

Lebih lanjut, Laksmi menuturkan bahwa Writing Competition merupakan program soft skills (keterampilan lunak) lanjutan dari dua soft skills utama yang telah diberikan kepada Beswan Djarum 2017/2018 yakni Character Building serta Leadership Development.

Mereka telah mendapat pembekalan karakter serta kepemimpinan menjadi sosok pemimpin yang visioner, komunikatif serta membawa pengikutnya menuju perubahan yang lebih baik.

Baca juga: Delegasi Beswan Djarum Rebut Dua Penghargaan Debat Internasional

 

Sebelum melaju ke tahap Final Nasional ini, para peserta Writing Competition terlebih dahulu menjalani kompetisi di fase regional yang dibagi dalam 4 wilayah yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, dan Surabaya. Dari setiap wilayah tersebut, terpilih dua mahasiswa yang mewakili kategori Humaniora, Budaya dan Ilmu Sosial serta dua mahasiswa lainnya yang mewakili kategori Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).

2. Enam belas besar finalis

Dewan Juri yang terdiri dari Dr. Ir. Eka Intan Kumala Putri, M.Si (dosen/peneliti), Bayu Sutiyono (praktisi komunikasi dan media), serta Margareta Astaman (penulis dan pengusaha) membedah beragam esai dan presentasi yang paling cerdas, kreatif, inovatif dan realistis.Dok. Djarum Foundation Dewan Juri yang terdiri dari Dr. Ir. Eka Intan Kumala Putri, M.Si (dosen/peneliti), Bayu Sutiyono (praktisi komunikasi dan media), serta Margareta Astaman (penulis dan pengusaha) membedah beragam esai dan presentasi yang paling cerdas, kreatif, inovatif dan realistis.

Dari 4 wilayah tersebut, terpilih 16 Beswan Djarum berlaga di tahap Final Nasional yaitu: Muhammad Arief Sasmita (Institut Teknologi Bandung), Yuni Kulsum (UIN Sunan Gunung Djati Bandung), Maria Wahyu Daniar (Institut Teknologi Sepuluh Nopember), Celine Christina Handoko (Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya), Anthony Johan (Universitas Diponegoro), Lia Maduma (Universitas Diponegoro), Jowala Parmala Saga (Institut Pertanian Bogor), Maria Roswita (Universitas Tanjungpura), 

Selain itu ada pula Ade Nuradliyah (Universitas Swadaya Gunung Jati), Hena Rifa Fauziyah (Universitas Swadaya Gunung Jati), Dwi Sari Pupaningtyas (Universitas Brawijaya), Aulia Rizki Nuraina (Universitas Airlangga), Jovita Nathania (Universitas Kristen Satya Wacana), Verana Kartika Sari (Universitas Diponegoro), Farhanah Tamimiyah (Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah), serta Adhit Prayoga (Universitas Riau).

Guna menemukan gagasan dan ide-ide terbaik dari para peserta, Djarum Foundation tahun ini memilih Dewan Juri Nasional dari nama-nama yang tak asing lagi seperti Eka Intan Kumala Putri (dosen/peneliti), Bayu Sutiyono (praktisi komunikasi dan media), serta Margareta Astaman (penulis dan pengusaha).

3. Kontribusi untuk masyarakat

“Apa yang dilakukan Djarum Foundation dalam Writing Competition ini harus terus dijalankan karena ini membuat mahasiswa lebih terlatih dalam membuat karya tulis dan pada akhirnya bisa member sumbangan berharga terhadap permasalahan yang terjadi di masyarakat,” ungkap Eka selaku ketua dewan juri.

Sementara itu, Bayu Sutiyono memberi apresiasi terhadap Beswan Djarum yang sudah
berani menuangkan ide dan gagasan mereka demi kemajuan bangsa. “Menurut saya esai dan presentasi mereka sudah merupakan gagasan-gagasan dan ide menarik mengingat mereka merupakan generasi zaman now yang pada umumnya cukup jauh dari literasi. Saya sangat mengapresiasi itu,” tutur Bayu Sutiyono. 

Hal serupa disampaikan Margareta Astaman, menurutnya peserta mampu menangkap detail isu atau problem-problem sederhana di sekitarnya untuk kemudian dibedah menjadi sebuah ide dalam penulisan.

“Jadi memang bukan suatu persoalan yang rumit dan mengawang-awang. Mereka mengangkat persoalan-persoalan itu dari pengalaman mereka sebagai mahasiswa, sebagai masyarakat biasa, namun mereka punya cara yang unik sebagai solusinya,” papar penulis yang biasa disapa Margie ini.

Halaman:


komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau