Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hati-hati, Indonesia di "Gerbong Belakang" Kesiapan Era Industri 4.0

Kompas.com - 25/10/2018, 19:45 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Sudah hampir 3 abad silam Revolusi Industri pertama terjadi. Kini, kita telah memasuki Revolusi Industri keempat: era kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).

Sayangnya, kesiapan terhadap Revolusi Industri 4.0 tidak terjadi serentak di seluruh dunia. Negara yang kurang siap mengikuti perkembangan teknologi akan membutuhkan waktu lebih lama dalam beradaptasi dengan teknologi teknologi.

Bagaimana kesiapan Indonesia?

Indonesia ketinggalan "kereta"

ABB dan The Economist Intelligence Unit (2018) telah menyurvei 25 negara terkait kesiapan negara tersebut menghadapi era otomatisasi berkat semakin canggih robot dan AI. 

Sayangnya, kesiapan Indonesia masih berada di ranking 25. Hal ini tentu bukan prestasi menggembirakan bagi kita.

Peringkat pertama diduduki Korea Selatan. Bukan hal mengejutkan mengingat pemerintah Korea Selatan telah menyiapkan penduduknya memasuki era AI. Salah satunya dengan pembelajaran coding sejak tingkat pendidikan SD!

Baca juga: Talenta Data Scientist di Indonesia, Permintaan Tinggi Pasokan Kurang

Finlandia yang dikenal sebagai negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia, juga telah memberikan pelajaran coding sejak pendidikan dasar.

Menunggu atau proaktif?

Keberadaan internet semakin mempermudah perusahaan seluruh dunia dalam merekrut calon karyawan dari belahan dunia manapun. Kemampuan dan pengetahuan yang dipelajari sejak kanak-kanak sangat menentukan masa depan seseorang dalam mengembangkan karir dan mendapatkan pekerjaan bonafit.

Kita dihadapkan pada 2 pilihan: menunggu pemerintah mengejar ketertinggalan zaman dan mengubah kurikulum, atau mencari sendiri ilmu yang bisa membantu kita bertahan hidup dan meraih sukses di era Industri Revolusi keempat ini.

Kemampuan coding, misalnya, dapat kita pelajari melalui layanan pendidikan online seperti Coursera, Udemy, dan DQLab. Pertanyaannya kemudian: mengapa coding?

Mengapa coding?

Banyak perusahaan ternama akan segera mewajibkan karyawan memiliki kemampuan ini. Perkembangan AI memampukan banyak pekerjaan yang kini dikerjakan manusia digantikan dengan sistem.

Oxford University juga memperkirakan 47% pekerjaan saat ini ada akan lenyap dalam waktu kurang dari 25 tahun mendatang.

Artinya, kita perlu memikirkan apakah 25 tahun mendatang pekerjaan yang kita jalani akan bertahan atau malah termasuk dalam kelompok pekerjaan yang akan lenyap tersebut.

Coding jelas termasuk kemampuan yang akan semakin dibutuhkan seiring berjalannya waktu.  Maka tak ada salahnya memulai belajar coding sedini mungkin.

Pengolahan "big data"

Selain coding, kemampuan lain yang disebutkan beragam perusahaan ternama sebagai future skill adalah kemampuan mengolah data atau disebut data science. Secara sederhana, data science adalah kemampuan mengolah dan menganalisis data dalam jumlah besar menjadi rekomendasi yang dapat diandalkan dalam mengambil keputusan bisnis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com