KOMPAS.com - Dua tim animasi mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara (UMN) menjuarai "20th DigiCON6 ASIA" untuk tingkat nasional. Perlombaan film pendek tahunan ini diselenggarakan secara rutin oleh Tokyo Broadcasting System (TBS).
Karya film animasi "Keluarga Satu Setengah" dan "Life Of Death" berhasil membawa mereka ke Jepang bertanding dengan karya-karya animator lain di Asia.
Hal ini diumumkan dalam DigiCON Asia Awards di Jakarta pada Sabtu (20/10/2018).
Film animasi "Keluarga Satu Setengah", karya Michaela Clarissa Levi, Robert Sunny dan Raffael Arkapraba Gumelar, mengisahkan tentang seorang anak bernama Agung yang mengidap penyakit Obsessive Compulsive Disorder (OCD) dan Ibunya yang terkena penyakit Post Traumatic Stress Disorder (PTSD).
Melalui film animasi ini, Michaela, Robert dan Raffael ingin menumbuhkan rasa empati penonton kepada para penderita penyakit mental dengan cara menggambarkan perasaan para penderita tersebut.
Mereka berhasil mendapatkan 20th DigiCON6 Asia Regional Indonesia Silver Prize.
Robert Sunny mengatakan semua karya yang dilombakan memiliki ciri khas masing-masing. Namun karya timnya, Keluarga Satu Setengah, bisa dikatakan memiliki keunikan pada topik yang diangkat yaitu penyakit mental.
Baca juga: Di Garis Depan Industri 4.0, UMN Resmikan Lab Artificial Intelligence
“Kalau film animasi Keluarga Satu Setengah sendiri itu mungkin lebih pada topik yang diangkat yaitu mental illness dan cara penggambaran kondisi seorang penderita ketika penyakitnya sedang kambuh (dalam masa episode),” kata Robert.
Karya selanjutnya adalah film animasi berjudul "Life Of Death" ciptaan Jason Kiantoro dan Bryan Arfiandy. Berkisah tentang keseharian malaikat maut dalam melakukan pekerjaannya.
Film yang mendapatkan penghargaan Next Generation dan Gold Award ini berpesan kepada penonton untuk menggunakan waktu semasa hidup dengan sebaik-baiknya.
Life of Death sudah pernah masuk ke dalam nominasi film festival dan terpilih dalam beberapa screening seperti Canadian Labour Film Festival 2018, Global University Film Awards 2018, Austin Film Festival 2018 dan masih banyak lagi.
Karya Keluarga "Satu Setengah dan "Life of Death" beserta tim akan dikirimkan ke Jepang untuk kembali dilombakan melawan 11 negara Asia lain, yaitu Kamboja, Cina, Hongkong, India, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Vietnam.
Hal ini tentunya menjadi momen yang paling ditunggu-tunggu kedua tim UMN.
Suasana festival dan pertemuan dengan sesama pembuat film dari berbagai negara Asia menjadi salah satu hal yang paling dinantikan. Bagi Jason Kiantoro, dengan mengenal filmmaker dari berbagai negara dan latar belakang yang berbeda, wawasannya menjadi bertambah.
“Kalau misalnya di festival luar itu kan lebih beragam orang-orangnya, latar belakangnya, cara mereka membuat film, dan jenis-jenis filmnya. Dengan kenalan, jadi lebih terbuka (wawasannya) gitu,” jelas Jason.
Selain itu, karya lain yang memenangkan penghargaan Japan Foundation, Jakarta Prize adalah film pendek berjudul "Turut Berdukacita" ciptaan Winner Wijaya, Christian Raditya, Antonius Willson, Cornelius Kurnia, Indra Susanto, Harris Tobing, dan Ando Loekito.
Film ini diangkat dari kisah nyata ini menceritakan seorang anak yang terus menceritakan kronologi kematian Ayahnya di pemakaman kepada semua tamu datang melayat sampai ia tidak dapat merasa sedih lagi.
Menurut Winner, filmnya menyajikan kejadian familiar dengan penonton. Penyampaian cerita sederhana serta gerakan kamera dan musik yang tidak berlebihan membuat penonton nyaman dalam menyaksikan film tersebut.
Film ini juga terpilih dalam berbagai screening seperti Sewon Screening di Yogyakarta, ReelOzInd! Festival di Australia dan Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.