Ia mengharapkan, dana pendidikan dalam APBN yang mencapai 20% dapat dimanfaatkan secara optimal bagi peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.
"Dalam penggunaan dana pendidikan jangan hendaknya dilihat persentasinya yang besar, namun juga diteliti penggunaan alokasi dananya apakah sudah tepat pada kebutuhan sekolah atau belum. Jangan sampai dana tersebut justru lari kepada hal yang kurang penting, seperti belanja pegawai misalnya," tambah Wawan.
Ia menambahkan sesungguhnya penerapan transparansi di dunia pendidikan sudah memiliki modal sosial yang cukup kuat di mana saat ini para orangtua dan siswa sudah berani bersikap kritis menanggapi transparansi penggunaan dana pendidikan.
Berdasarkan penelitian tersebut, Nisa kemudian memberikan beberapa rekomendasi bagi Kementerian Pendidikan Kebudayaan (Kemendikbud) atau stake holder terkait publikasi data sekolah.
"Kita tidak membutuhkan data yang sangat banyak atau rinci. Sebaliknya, kita dapat fokus pada data penting seperti kondisi fisik, infrastruktur, alokasi dan penggunaan dana BOS serta laporan prestasi siswa," ujar Nisa.
Menurut Nisa, indeks tersebut dapat menjadi variable yang diharapkan mampu membuat data tersebut menjadi lebih relevan bagi pihak terkait. Ia berharap dengan relevansi data terbuka ini akan mendorong berbagai pihak terkait untuk semakin terlibat secara aktif meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.