Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penerapan "E-Learning" Harus Diikuti dengan Kompetensi Dosen

Kompas.com - 03/02/2019, 21:34 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir melihat e-learning merupakan salah terobosan untuk menaikan Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan tinggi Indonesia yang saat ini berada di angka 34,58 persen.

“Kita berharap e-learning akan mampu meningkatkan APK Pendidikan Tinggi Indonesia,” ujar Menteri Nasir saat Peresmian Gedung Baru Development of Education in Seven Universities Project (7 in 1 Project) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sabtu (2/2/2019) di Performance Hall FBS UNY, Yogyakarta.

Menristekdikti menyampaikan, sistem pembelajaran secara e-learning harus diimbangi dengan peningkatan kompetensi dosen. Mahasiswa yang dihadapi dosen saat ini adalah mahasiswa generasi milenial dan generasi Z, oleh karena itu dosen harus meningkatkan kompetensi keilmuan serta melakukan inovasi metode pembelajaran.

Kompetensi dosen

“Amat penting untuk meningkatkan kualifikasi dan kompetensi dosen. Kita harus bisa melakukan evaluasi diri, ada di mana posisi kita dibandingkan dengan negara lain, sehingga hal ini bisa dimanifestasikan kepada para mahasiswa," ungkap Menristekdikti seperti dilansir dari rilis Kemenristekdikti.

Baca juga: 5 PTN Indonesia Masuk Daftar Universitas Terbaik di Negara Berkembang

Harapannya, lanjut Nasir, mereka dapat memberikan kontribusi lebih bermakna bagi kemajuan dan kesejahteraan bangsa Indonesia.

Nasir mengungkapkan dosen berkompetensi dan selalu sadar akan perkembangan ilmu di negara lain akan membuat mahasiswa lebih kompetitif dalam mensejahterakan rakyat.

Digital native

 

Dalam meningkatkan kompetensinya, Nasir sampaikan mahasiswa perlu berinisiatif ilmu dari berbagai sumber, salah satunya melalui materi pembelajaran dalam jaringan (online learning).

"Sementara itu dari sisi mahasiswa, yang harus dibenahi adalah kesiapan belajar mandiri mahasiswa. Karena dalam pembelajaran daring lebih banyak mengadopsi istilah self-directed learning, maka self-directed learning mahasiswa menjadi penting," papar Menteri Nasir.

Nasir percaya mahasiswa Indonesia sudah tidak asing dengan perkembangan teknologi, sehingga mereka dapat lebih adaptif pada penggunaan online learning.

"Kalau dari sisi literasi teknologi, saya kira tidak ada masalah yang berarti, karena mahasiswa kita saat ini pada dasarnya sudah merupakan digital native," ungkap Nasir.

Fasilitas baru UNY

Sementara itu, dalam laporannya, Rektor UNY Sutrisna Wibawa menyampaikan dalam IsDB 7 in 1 Project ini, pemerintah membangun 12 gedung baru untuk UNY, mencakup di antaranya Gedung Kuliah Umum, Gedung Pertunjukan, Pusat Pelatihan Bahasa Perpustakaan Digital, Pusat Kebugaran dan Olahraga, Laboratorium (Lab) Teknik Sipil. 

Acara turut dihadiri Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Paduka Paku Alam X (mewakili Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X). Paku Alam X pada kesempatan ini membacakan sambutan Gubernur DIY yang berhalangan hadir.

Dalam sambutannya, Gubernur DIY menyampaikan bahwa UNY berperan dalam mencerdaskan bangsa. Harapannya, UNY mampu meningkatkan kinerja dan mempertahankan sebagai kampus agamis dan ‘green campus’.

Sebelum acara peresmian gedung baru, UNY melaksanakan kuliah umum mengangkat tema ‘Menyiapkan Generasi Unggul, Kreatif dan Inovatif di Era Revolusi Industri 4.0’, dihadiri mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi UNY.

Acara kuliah umum di UNY juga diikuti secara langsung secara daring oleh mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi di 6 universitas yang tergabung dalam 7in1 yakni Unsyiah, Untan, ULM, Unsrat, UNG dan UNESA.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com