Penelitian menunjukan era disrupsi teknologi telah membawa perubahan yang signifikan di berbagai sektor. Sebagai contoh, Amazon dan Uber telah merubah cara hidup di era teknologi.
Sayangnya, menurut penulis laporan WEFFI realitas ini belum membuat sistem pendidikan sebagian besar negara membekali generasi berikutnya dengan keterampilan paling dibutuhkan di masa depan.
Para pendidik menghadapi tantangan perubahan teknologi yang menuntut perubahan pendekatan dan desain kurikulum. Kecerdasan emosional, pemikiran kreatif, dan kolaborasi masih dianggap sebagai 2 kemampuan dasar yang dibutuhkan, tetapi tidak mudah diajarkan di lingkungan kelas konvesional.
Laporan ini juga menyoroti pentingnya pembelajaran bahasa dan peran AI (kecerdasan buatan) sebagai alat bantu pengajaran di kelas. Juga pentingnya untuk melakukan pembelajaran keterampilan masa depan di luar kelas.
“Memperbarui kurikulum harus selalu menjadi agenda,” kata Jaime Saavedra dari Bank Dunia, yang dikutip dalam laporan WEFFI. “karena itu sangat penting untuk berinvestasi dalam mengubah perilaku guru dan meningkatkan apa yang terjadi di dalam kelas.”
Dalam laporan yang sama, Mesir, Nigeria, Aljazair, Iran, dan Pakistan masuk ke dalam 5 peringkat paling bawah. Dari 50 negara yang menjadi partisipan penelitian, Indonesia berada di posisi ke-43 di bawah China, India dan Kenya.