Ya, Hatta memang tak pernah berhenti menulis. Sepanjang hayatnya dia menulis. Tak kurang dari 800 tulisan terhitung sejak ia berusia 16 tahun sampai 77 tahun.
Sejatinya, kita rindu Bung Hatta. Kita rindu figur multidimensi ini hidup kembali. Kita rindu pemimpin yang bijak ucap dan pikirnya. Yang tidak menggadang wacana, namun bicara nyata.
Kita rindu pemimpin yang jarak pandangnya melampaui zaman, yang mampu melihat Indonesia secara utuh, tak bersekat.
Hatta bukan suatu anomali. Dia adalah rujukan "sahih" bagi sebuah kepemimpinan nasional. Tak cukup satu zaman dan berpuluh buku untuk menggambarkan sosok, pemikiran dan nilai – nilai yang dianutnya.
Reinkarnasi Hatta rasanya suatu kemustahilan. Putaran waktu tidak memberi kemewahan seorang Hatta dalam setiap generasi, apalagi di setiap gelar demokrasi 5 tahunan.
Namun, suatu masa nanti, Hatta dapat "terlahir" kembali. Bukan esok, entah kapan. Alamlah yang akan menentukan. Tugas kitalah yang akan menekan tombol pikir dan menghidupkan saklar naluri untuk mencari pemimpin sejati.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.