KOMPAS.com - Direktorat Publikasi Ilmiah dan Informasi Strategis Institut Pertanian Bogor (IPB) menyelenggarakan Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah Batch 3, 9-10 April 2019.
Mohamad Rafi, Kasubdit Publikasi Ilmiah memberi semangat kepada peserta agar memiliki komitmen tinggi dalam menulis artikel ilmiah untuk dipublikasikan pada jurnal maupun prosiding bereputasi internasional.
Melalui laman resmi IPB Rafi menyampaikan kegiatan pelatihan ini bertujuan memfasilitasi dan melakukan coaching lanjutan bagi peserta melalui Rumah Publikasi IPB.
Artikel yang telah disiapkan peserta ditelaah kembali tim reviewer Rumah Publikasi agar lebih baik.
Fasilitasi language editing melalui Enago akan diberikan kepada artikel layak submit ke jurnal kuartil Q1 dan Q2 Scimagojr. Untuk jurnal kuartil Q3 dan Q4 dapat menggunakan aplikasi Grammarly.
"Agar artikel ilmiah itu bisa sampai tahap terpublikasi internasional, prosesnya panjang dan tidak mudah. Oleh karenanya, penulis jurnal harus sering berlatih agar mahir. Dan yang tak kalah penting, dia harus bisa menonjolkan kebaruan dari penelitiannya supaya menarik reviewer," ujar Rafi.
Baca juga: Terbaru, Daftar 10 Universitas Terbaik Asia Versi QS World 2019
Direktur Publikasi Ilmiah dan Informasi Strategis, Eva Anggraini dalam sambutannya menyebutkan, saat ini perguruan tinggi di Indonesia maupun di dunia sedang berlomba-lomba untuk meningkatkan rangking universitas (World University Ranking/WUR).
Perankingan ini memiliki implikasinya besar, misal untuk meningkatkan kerjasama akademik, riset dan yang lain, menarik mahasiswa luar negeri, dan lain-lain.
Oleh karena itu, IPB mau tak mau ikut dalam peningkatan peringkat universitas di dunia agar memiliki daya saing yang baik.
“Salah satu tulang punggung dari World University Rangking (WUR) adalah publikasi ilmiah. Jika dilihat dari bobot QS WUR, salah satu sistem perangkingan dunia, publikasi ilmiah memberikan bobot nilai sebesar 20 persen, dilihat dari jumlah sitasi yang diperoleh," jelasnya.
Eva menambahkan agar memiliki sitasi tinggi maka diharapkan dosen maupun mahasiswa dapat mempublikasikan artikelnya di jurnal internasional bereputasi dengan faktor dampak tinggi.
Dari segi jumlah, proporsi jumlah artikel IPB terbit di jurnal terindeks masih lebih dominan (55 persen) dibandingkan yang terbit dalam prosiding terindeks. Sementara trend saat ini banyak perguruan tinggi lainnya mempublikasikan artikelnya di prosiding terindeks.
"IPB saat ini mendorong untuk tetap mempertahankan kualitas dan juga menaikkan kuantitas publikasi ilmiahnya,” papar Dr. Eva.
IPB menyadari proses penulisan artikel ilmiah bukan sesuatu yang mudah dan instan, sehingga perlu adanya pelatihan-pelatihan penulisan untuk publikasi ilmiah secara terus menerus.
IPB telah membentuk Klinik Publikasi sejak tahun 2017 dan sedang bertransformasi menjadi Rumah Publikasi untuk memberikan layanan komprehensif mulai dari penyiapan artikel hingga publikasi terwujud.
Hal lainnya yang direncanakan dalam waktu dekat adalah melanggan modul daring penulisan artikel ilmiah dari Springer Nature yang bisa diakses secara daring oleh sivitas IPB.
Selanjutnya IPB akan mengkombinasikan pelatihan konvensional dengan pelatihan daring agar peningkatan kapasitas publikasi dosen dan mahasiswa bisa berjalan lebih efektif.
Kegiatan yang menghadirkan Muhamad Taufik, Nancy Dewi Yuliana, dan Berry Juliandi ini diikuti 32 peserta terdiri dosen dan mahasiswa Sekolah Pascasarjana IPB.
Materi pelatihan meliputi manuscript structure and illustration, ethics in scientific writing serta peer review and correspondence: an editor’s perspective. Dalam pelatihan ini juga diberikan coaching clinic pada peserta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.