Perjuangan di balik Nikmatnya Kuliah di Luar Negeri

Kompas.com - 22/04/2019, 13:26 WIB
Auzi Amazia Domasti,
M Latief

Tim Redaksi

Perjuangan awal lainnya adalah memburu beasiswa. Pada buku Perantau Ilmu Amerika-Eropa ada juga cerita mahasiswa yang ditolak tiga kali dari berbagai beasiswa yang sudah didaftarkannya.

Akan tetapi, dengan keinginan untuk S-2 di luar negeri yang tak surut, akhirnya beasiswa pun bisa diraih. 

Mandiri dan proaktif

Belajar di luar negeri menuntut diri menjadi lebih mandiri dari segi akademis dan juga dalam mengatur kehidupan sehari-hari, misalnya mengatur keuangan.

Pada urusan belajar, misalnya, banyak cerita yang menekankan kalau menjadi mahasiswa internasional harus bisa aktif di kelas!

Dalam hal berkomunikasi sehari-hari, beberapa kisah mahasiswa menceritakan kalau tidak usah terlalu pusing dengan grammar Bahasa Inggris. Hal yang penting saat bercakap-cakap tersebut adalah percaya diri, lalu bisa memahami dan dipahami.

Selain wajib membaca bahan kuliah, pentingnya komunikasi perlu dilakukan di kelas dengan percaya diri guna membahas topik yang sudah dipelajari. Diskusi pun wajib dilakukan bersama dosen dan juga teman sekelas.

Selain itu, saat tugas kelompok juga tidak boleh sama sekali gabut atau gaji buta alias tidak bekerja karena beban pekerjaan sudah diatur sedemikian rupa agar merata dalam satu kelompok.

Bila ada yang tidak mengerjakan bagiannya, di sinilah kemampuan diri untuk proaktif dan terus mendorong pengerjaan tugas diperlukan agar nilai kelompok tidak anjlok.

Menjadi minoritas, menghadapi rasisme

Perlu diingat, belajar di luar negeri berarti juga membawa identitas diri sebagai Warga Negara Indonesia. Sebuah cerita menarik di dalam buku ini memaparkan, kalau apa yang akan disampaikan di kelas berarti Anda juga membawa sudut pandang dari pengalaman diri sebagai warga Indonesia.

Tak lupa pula penjelasan ke mahasiswa asing lainnya kalau Indonesia sendiri terdiri dari beragam suku bangsa dan budaya, serta memiliki penduduk dengan populasi ke-4 terbanyak di dunia.

Isu-isu perlakuan rasis pun sempat terdengar oleh para mahasiswa internasional. Seorang pelajar sempat mengalaminya satu kali selama masa studinya di Jerman.

Ada warga lokal yang mendadak menggebrak meja dan memperingatkan untuk berbicara dengan Bahasa Jerman, bukan Bahasa Inggris. Saat itu, sepertinya orang tersebut mendukung kubu sayap kanan di Jerman yang cenderung rasis terhadap warga asing.

Namun, pengalaman tersebut hanya satu kali dan lebih banyak warga lokal yang ramah dan mau membantu.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Latar Belakang Pendidikan Sri Mulyani, Jabat Menkeu Sebanyak 3 Kali

Latar Belakang Pendidikan Sri Mulyani, Jabat Menkeu Sebanyak 3 Kali

Edu
Riwayat Pendidikan Fadli Zon, dari Mahasiswa Berprestasi hingga Lulus Summa Cumlaude

Riwayat Pendidikan Fadli Zon, dari Mahasiswa Berprestasi hingga Lulus Summa Cumlaude

Edu
Jadwal Libur Nasional 2025, Bulan April Bisa Libur 15 Hari

Jadwal Libur Nasional 2025, Bulan April Bisa Libur 15 Hari

Edu
Harga Tiket dan Jam Buka Museum Nasional, Sudah Dibuka Hari Ini

Harga Tiket dan Jam Buka Museum Nasional, Sudah Dibuka Hari Ini

Edu
Jadwal dan Lokasi Tes SKD CPNS Kemenag 2024, Digelar Mulai 18 Oktober

Jadwal dan Lokasi Tes SKD CPNS Kemenag 2024, Digelar Mulai 18 Oktober

Edu
Hasil Asesmen Madrasah atau AKMI 2024 Diumumkan, Klik portal-akmi.kemenag.go.id

Hasil Asesmen Madrasah atau AKMI 2024 Diumumkan, Klik portal-akmi.kemenag.go.id

Edu
Beasiswa S2 Oxford University Tanpa Batas Usia, Ada Biaya Hidup Rp 398 Juta

Beasiswa S2 Oxford University Tanpa Batas Usia, Ada Biaya Hidup Rp 398 Juta

Edu
Dua Syarat Lolos SKD CPNS 2024, Tidak Hanya Berdasarkan Passing Grade

Dua Syarat Lolos SKD CPNS 2024, Tidak Hanya Berdasarkan Passing Grade

Edu
Profil Abdul Mu'ti Calon Menteri Dikdasmen 2024-2029, Lulusan IAIN Walisongo

Profil Abdul Mu'ti Calon Menteri Dikdasmen 2024-2029, Lulusan IAIN Walisongo

Edu
Isu Kemendikbud Ristek Dipecah Jadi 3, Siapa Saja Calon Menterinya?

Isu Kemendikbud Ristek Dipecah Jadi 3, Siapa Saja Calon Menterinya?

Edu
Fadli Zon Diminta Prabowo Jadi Menteri, Akan Urusi Bidang Kebudayaan

Fadli Zon Diminta Prabowo Jadi Menteri, Akan Urusi Bidang Kebudayaan

Edu
Sosok Prof. Yassierli, Guru Besar ITB yang Jadi Calon Menteri di Kabinet Prabowo

Sosok Prof. Yassierli, Guru Besar ITB yang Jadi Calon Menteri di Kabinet Prabowo

Edu
Sumpah Dokter Perdana, FK Uhamka Tekankan Pentingnya Integritas dan Profesionalitas Praktik Medis

Sumpah Dokter Perdana, FK Uhamka Tekankan Pentingnya Integritas dan Profesionalitas Praktik Medis

Edu
Kemenkominfo Buka Beasiswa S2, Kuliah Gratis di ITB dan Tel-U

Kemenkominfo Buka Beasiswa S2, Kuliah Gratis di ITB dan Tel-U

Edu
Latar Belakang Pendidikan Abdul Mu'ti, Calon Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Era Prabowo

Latar Belakang Pendidikan Abdul Mu'ti, Calon Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Era Prabowo

Edu
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau