Educated, Kisah Nyata Doktor yang Semasa Kecilnya Tak Pernah Sekolah

Kompas.com - 27/04/2019, 08:02 WIB
Auzi Amazia Domasti,
M Latief

Tim Redaksi

KOMPAS.com - "Permisi, saya tidak mengetahui arti kata ini," kata seorang mahasiswa di kelasnya di Brigham Young University sambil mengangkat tangan.

Seluruh orang di kelas tersebut terdiam, termasuk profesor yang mengajar. Mereka memandang Tara Westover yang baru saja bicara dengan pandangan aneh. Ia seakan-akan bercanda, tetapi bercanda yang keterlaluan dan tidak lucu.

Namun, sungguh selama 17 tahun hidupnya Tara benar-benar baru mengetahui kata itu. Kata yang ia tunjuk dari buku yang menjadi pertanyaannya adalah holocaust.

Selanjutnya, Tara merasa malu dan selama semester itu ia jadi tidak mau lagi memberanikan diri untuk bertanya di kelas tersebut.

Potongan kisah tersebut ada dalam buku 'Educated', karangan Tara Westover. Ketidaktahuan yang terjadi itu sebenarnya itu bukan salah Tara.

Faktanya, dalam memoar "Educated", Tara tak pernah bersekolah formal sampai usia 17 tahun. Universitas adalah tempatnya pertama kali mengenyam pendidikan di luar yang diajarkan ayah dan ibunya di rumah.

Mengapa begitu? Penyebabnya yakni karena orangtua Tara sendiri. Ayah dan Ibunya tak percaya sama sekali dengan pendidikan yang diberikan pemerintah.

Orangtua Tara menganut aliran survivalis agama Mormon. Mereka tak percaya dengan sistem pendidikan formal dari pemerintah, tidak percaya fasilitas kesehatan, termasuk tidak percaya dokter.

Menurut mereka, dokter adalah kaki tangan setan dan bagian dari konspirasi pemerintah. Ketika terjadi kecelakaan pada kakak-kakaknya atau terluka, mereka hanya di rawat di rumah dan berobat dengan minyak herbal buatan ibunya.

Tara, yang dibesarkan di Idaho Bersama ke enam kakaknya, pun turut menganut aliran survivalis itu sejak kecil. Apa yang ia pahami sejak kecil kebanyakan merupakan doktrin ayahnya yang berpikir radikal.

Namun, pada buku Educated, cerita utamanya bukanlah tentang aliran Mormon, melainkan sudut pandang Tara terkait apa saja yang terjadi dalam hidupnya.

Besar di keluarga survivalis, bekerja di tempat barang rongsokan ayahnya dan beberapa kali terluka tanpa diobati ke dokter, memiliki kakak yang punya sifat kasar, hingga perjalanan dan pilihan hidupnya yang mengantarkan dirinya masuk universitas.

Brigham Young University menjadi tempat pertama Tara Westover mengenal lebih banyak tentang dunia luar. Salah satunya sejarah Holocaust, pemahaman akan rasisme, dan mendapatkan kesempatan mendaftar program belajar ke luar negeri di University of Cambridge, Inggris.

Pada cerita di buku ini Tara merasa Cambridge adalah dunia gemilang dan ia tak seharusnya berada di sana. Namun, atas dukungan profesornya, Tara memberanikan diri mendaftar program tersebut.

Lika-liku perjalanannya membentuk Tara menjadi diri yang baru, bukan Tara kecil yang dibesarkan di Idaho.

Halaman:
Baca tentang


komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau