Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Educated, Kisah Nyata Doktor yang Semasa Kecilnya Tak Pernah Sekolah

Kompas.com - 27/04/2019, 08:02 WIB
Auzi Amazia Domasti,
M Latief

Tim Redaksi

Karena rasa ingin tahunya, Tara belajar, berjuang, dan hal tersebut mengantarkannya ke master di Cambridge dengan beasiswa Gates Scholarship. Tak hanya itu, dia juga sempat menjadi fellow di Harvard dan berhasil menuntaskan doktoralnya.

Kisah Tara merupakan perjuangan seseorang yang terkungkung akan akses pendidikan yang seharusnya menjadi hak anak. Ia mengira takdirnya akan menjadi seperti ibunya, seorang bidan yang belajar otodidak.

Tara yang kecil memperkirakan bahwa masa depannya akan menikah di usia 17 tahun, lalu bekerja seperti ibunya.

Berikut beberapa bagian dan pesan utama yang penting yang bisa didapat dari kisah Tara dalam buku Educated.

Bermula dari keingintahuan

Seiring berjalannya waktu dan Tara beranjak remaja hingga menuju usia dewasa, dia banyak mempertanyakan hal-hal yang sebelumnya ia pahami.

Apakah benar memakai pakaian yang di atas lutut atau menggulung lengan tangan artinya menggoda dan dikatakan pelacur?

Mengapa dua kakaknya keluar dari rumah dan ingin kuliah, melihat dunia luar Idaho? Bukankah ayahnya selalu bilang kalau dunia luar itu berbahaya?

Rasa penasaran itu akhirnya mengalahkan kegundahan Tara. Dia pun tertarik untuk masuk universitas.

Tekad itu mendorongnya mempelajari SAT, tes masuk universitas, secara mandiri. Sebagai seseorang yang belum pernah sekolah, dia pun harus mengejar ketinggalannya dengan belajar sendiri pelajaran seperti aljabar dan trigonometri.

Kesehatan mental

Kuliah merupakan langkah pertama Tara mengenal tentang kesehatan mental, khususnya bipolar. Dosennya yang menjelaskan tentang kesehatan mental di kelas menjabarkan ciri-ciri gangguan yang dialami ayahnya, yaitu paranoid, mania, delusi, dam depresi.

"Dia menjelaskan tentang ayah," catat Tara dalam bukunya usai mendengarkan dengan saksama.

Akhirnya, Tara paham kalau ayahnya bukan hanya radikal, tapi memiliki masalah kesehatan mental.

Tumbuh tanpa akses pendidikan yang layak di tengah keluarga survivalis juga mempengaruhi kesehatan mental Tara. Perjalanannya tak mudah, di antara konflik batin dirinya dengan konflik yang terjadi dengan orangtua serta saudara-saudaranya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com