Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar Pemberdayaan Pendidikan oleh Masyarakat dari Malinau Kaltara

Kompas.com - 02/05/2019, 20:20 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

Gerakan ini bertujuan memberikan akses sebesar-besarnya kepada warga Malinau untuk mendapatkan pendidikan. Layanan itu diberikan dari tingkat PAUD sampai SMA.

Mendorong peran Masyarakat

Dalam upaya meningkatkan akses dan kualitas pendidikan, Kabupaten Malinau memberikan peran yang besar kepada masyarakat. Kepala Desa Pulau Sapi Otniel Foret mengatakan gerakan wajib belajar 16 tahun salah satunya diwujudkan dalam bentuk jam belajar masyarakat (Jambelmas).

Di desa wisata itu, Jambelmas diberlakukan mulai pukul 7 sampai 9 malam. Pada jam-jam itu dipergunakan anak-anak di Desa Pulau Sapi untuk belajar.

Guna mendukung wajib belajar 16 tahun, Desa Pulau Sapi juga menyediakan Perpustakaan Desa (Perpusdes). Memanfaatkan Dana Gerdema, Perpusdes menyediakan buku-buku yang bisa dibaca anak-anak dan warga desa.

Setiap hari anak dan warga desa bisa datang membaca. Perspusdes juga membangun kerjasama dengan sekolah yang ada di sekitarnya. Tujuannya agar buku-buku yang ada bisa lebih dimanfaatkan.

Guna mengelola Perpusdes ini, desa mengangkat tenaga pengelola. Semua biaya operasional Perpusdes, baik penyediaan buku dan honor pengelola ditanggung Dana Gerdema.

Taman Baca Masyarakat

Sedangkan di Desa Kaliamok, jambelmas dilakukan dengan bekerjasama dengan Litara-OPOB, LSM yang bergiat di bidang literasi. Pemerintah desa mendukung berdirinya Taman Baca Masyarat (TBM) bernama Ruma Mileh.

Dalam Bahasa Dayak artinya Rumah Pintar. Di ‘Rumah Mile’, anak-anak desa masih SD diperkenalkan dengan kegiatan membaca menyenangkan.

Fadlansyah, fasilitator Litara-OPOB mengatakan banyak anak-anak SD di Desa Kaliamok, yang belum terampil membaca. Biasanya masalah itu dibiarkan menjadi urusan sekolah saja.

“Tetapi sekarang masyarakat sudah ikut mencari jalan keluarnya. Salah satunya dengan mendirikan Taman Bacaan Masyarakat,” terangnya.

Pengurus Rumah Mile, Olipe mengatakan bahwa program literasi seperti ini lah yang lama mereka tunggu.

Selama ini anak-anak desa hanya menghabiskan waktu bermain-main, tidak jelas melakukan apa. Dengan adanya TBM, anak-anak bisa memanfaatkan waktu mereka dengan membaca buku lebih banyak. Bahkan anak yang lamban membaca bisa mendapakan layanan di TBM.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com