Kebanyakan guru perlu diperkaya dengan teori-teori pembelajaran untuk mendukung pemecahan masalah pembelajaran.
“Melalui kolaborasi PTK ini, dosen dapat memperkuat guru dalam menerapkan teori pembelajaran yang relevan untuk menyelesaikan masalah pembelajaran yang dihadapi guru,” katanya.
Selanjutnya, kegiatan ini akan terus berlanjut selama enam bulan ke depan. Para dosen dan guru akan berkolaborasi melaksanakan PTK untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.
Ada 20 dosen dari 10 LPTK (lembaga pendidikan tenaga kependidikan) dan 20 guru dari 20 sekolah dan madrasah mitra/lab LPTK yang terlibat dalam kegiatan PTK ini.
Christie Stephanie Piar, dosen FKIP Universitas Mulawarman, dan Noriska Rahmadiani, guru kelas V SDN 005 Samarinda, Kalimantan Timur, yang berkolaborasi dalam PTK ini, telah mengidentifikasi masalah pembelajaran yang terjadi di kelas.
Menurut Christie, setelah mengamati proses pembelajaran di kelas V, jumlah siswa di kelas Ibu Noriska sangat besar, yaitu ada 40 siswa. Mereka juga masuk siang karena rombel yang harus berbagi dengan kelas lainnya.
Pembelajaran juga lebih banyak bergaya klasikal di mana guru hanya menerangkan dan memberi catatan sehingga membuat mayoritas siswa cenderung pasif, mudah hilang konsentrasi, bahkan sering mengantuk.
“Kami berencana meningkatkan interaksi sosial siswa kelas V dalam pembelajaran IPS. Para siswa akan difasilitasi belajar di kelompok-kelompok kecil untuk belajar secara kooperatif. Kami juga menerapkan unsur pembelajaran aktif MIKiR atau mengalami, interaksi, komunikasi, dan refleksi," jelas Christie.
Ia melanjutkan, "Melalui penerapan MIKiR, kami berupaya memfasilitasi siswa untuk belajar lebih aktif lagi melalui kegiatan interaksi dengan teman-teman sekelompoknya.”
Sementara Fibrika Rahmat Basuki, dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jambi menyebut kegiatan ini merupakan terobosan dalam meningkatkan kerja sama antara LPTK dengan sekolah mitra.
”Kami selaku dosen bisa mendapatkan pengalaman terjun langsung ke sekolah untuk mengidentifikasi masalah-masalah pembelajaran dan menemukan pemecahannya bersama guru. Pengalaman ini sangat bermanfaat bagi kami dalam memberikan perkuliahan yang kontekstual bagi mahasiswa calon guru,” tukasnya.
Fibrika menyampaikan melalui dosen dan guru dalam lokakarya "Program Pintar" Tanoto Foundation ini akan membantu para guru dalam menginspirasi dan memotivasi siswa di kelas dalam praktik pembelajaran dengan kompetensi kemampuan berpikir kreatif, kritis, komunikasi dan berkolaborasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.