KOMPAS.com - Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) Foundation memperingati hari jadi ke-20 tahun ini dengan mengangkat tema "20 Years Journey to Impact".
Yayasan yang lahir pada 1999 ini berangkat dari dari kepedulian Veronica Colondam yang merasa prihatin terhadap perkembangan remaja saat itu, termasuk yang putus sekolah.
Melihat begitu tingginya jumlah anak putus sekolah, YCAB pun ikut berkecimpung di bidang pendidikan dengan mendirikan Rumah Belajar pada 2003. Selanjutnya, YCAB mengadakan program keuangan ultra-mikro pada 2010.
Program keuangan ultra-mikro berupa pinjaman kepada para ibu pra-sejahtera untuk meningkatkan perekonomian keluarga sehingga pendidikan anak-anak dapat tetap terjamin.
Veronica mengatakan, perjalanan YCAB sejak berdiri 20 tahun lalu hingga saat ini menghadapi tantangan berbeda. Dulu mereka berjuang untuk membangun dan mempertahankan yayasan itu agar bisa terus eksis sampai akhirnya memiliki jutaan peserta didik.
Baca juga: Kolaborasi Beasiswa Global Sevilla dan YCAB: Semangat Berbagi Mimpi
Untuk saat ini, tantangannya yaitu mendapatkan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki kemampuan dan kemauan serta berjiwa sosial sehingga keberadaannya akan dirasakan lebih berguna bagi banyak orang.
“Tantangan di setiap masa beda. Secara organisasi sekarang sudah lebih mantap dan struktur lebih teratur. Yang kami alami 20 tahun ini, kendala terbesarnya untuk mendapat SDM yang punya hati untuk berdampak dan punya kompetensi,” ujar Veronica dalam jumpa pers di kompleks YCAB, Kebon Jeruk, Jakarta, Selasa (13/8/2019).
Menurut dia, hal penting buat YCAB saat ini adalah jumlah pekerjanya tidak terlalu banyak, tetapi tetap kualitas. Itulah yang sekarang sedang direncanakan untuk pengembangan ke masa mendatang.
Dia mengatakan, pentingnya SDM berkualitas itu harus sesuai perkembangan YCAB yang hingga kini memiliki puluhan unit usaha, termasuk usaha permodalan. Diharapkan kualitas mereka semakin meningkat setiap tahun, begitu juga kualitas hidup peserta didik di YCAB.
“Satu grup ini ada sekitar 1.200 pekerja kita. Sekitar 500 orang di bagian pemberdayaan ekonomi atau modal ventura, dan di yayasan 120-an orang. Itu tantangan untuk buat mereka bisa naik kelas,” imbuh Veronica.
Mengenai peserta didik pun, dia menginginkan agar kualitas hidup mereka semakin membaik setelah memperoleh bantuan pendidikan dan pembiayaan melalui berbagai fasilitas yang ada di yayasan tersebut.
Dia mencontohkan, dulu ada seorang peserta didik yang mengalami putus sekolah, kemudian mendapat bantuan dari YCAB. Hidupnya terus berkembang dari segi pendidikan dan perekonomian. Sekarang orang itu menjadi manajer di perusahaan asuransi Jepang di Indonesia.
“Ada juga anak yang dulu putus sekolah sekarang sudah menjadi manajer asuransi Jepang. Jadi ada peningkatan yang ekstrem, itu yang terjadi di sini,” ucap Veronica.
Terkait perkembangannya, hingga pertengahan 2019, YCAB telah membantu lebih kurang 3,5 juta peserta didik melalui program pendidikan dan sekitar 150.000 perempuan pengusaha ultra-mikro melalui program pemberdayaan ekonomi.
Saat ini tercatat modal ventura yang diberikan YCAB sudah lebih dari 158.000 perempuan pedagang ultra-mikro. Kebanyakan dari mereka menjalankan usaha warung dan penjual makanan.
Dengan begitu, perekonomian keluarga mereka jadi terbantu karena pendapatan mereka meningkat dua kali lipat setelah menjadi peminjam aktif setelah dua tahun. Bahkan mereka pun bisa memiliki tabungan di bank, hal yang sebelumnya tidak bisa dilakukan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.