Keunggulan Kompetitif lewat Integrasi Pendidikan Sains dan Agama

Kompas.com - 24/08/2019, 09:06 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

"Konsep Islam yang kami tawarkan ke anak-anak adalah Islam sebagai rahmatan rahmatan lil aalaamien, Islam pembawa rahmat, kesejahteraan dan kedamaian di seluruh alam karenanya konsep kebangsan menjadi harga mati yang diajarkan ke anak-anak," ujar Ari.

Ari menambahkan, "NKRI adalah darah mereka, itu yang mereka harus sampaikan, orangtua tidak ada kekuatiran. Untuk guru dan siswa kami tidak pernah membedakan dari aliran maupun paham mana mereka berasal. Justru yang kami deteksi sejak dini adalah radikalisme."

Penanaman nilai kebangsaan, tambah Ari dilakukan dalam berbagai program sekolah mulai dari upacara bendera, apel pagi dan juga berbagai seminar termasuk seminar bahaya radikalisme yang rutin digelar setiap tahun.

"Kami selalu tanamkan pada siswa bahwa cinta kepada bangsa dan negara adalah bagian dari iman," tegas Ari.

Penguatan Sains

Sekolah yang baru memasuki tahun ke 5 ini telah mampu memperoleh akreditasi A dan juga menorehkan prestasi di ajang nasional. Tiga siswa SMP dan SMA CRIBS berhasil meraih prestasi tahun ini di ajang Olimpiade Sains Nasional (OSN) untuk bidang Sains, Matematika dan Komputer.

"Dua siswa kami juga masuk dalam pelatnas sains nasional sekaligus mendapatkan penghargaan dari dinas pendidikan dan walikota Bogor atas prestasi mereka ini," cerita Ari.

Walikota Bogor Bima Arya secara khusus memberikan apresiasi atas prestasi yang diraih siswa yang mampu unjuk prestasi mewakili Bogor di tingkat nasional. "Mereka adalah bibit-bibit yang luar biasa dan tinggal bagaimana kita bersama-sama merawat prestasi dan semangat mereka," pesan Arya.

"Kami memiliki koordinator khusus olimpiade dan proyek penelitian. Sayangnya Indonesia masih kurang buku-buku sains bermutu tinggi sehingga dalam pembelajaran sains dan matematika kami menggunakan tambahan bahan dan buku dari cambridge," ujarnya.

Selain itu, guru-guru sebagai ujung tombak kurikulum kami terus didorong meningkatkan kompetensi," ujar GM CRIBS. 

Ari juga menyampaikan pihaknya terus melakukan evaluasi, memberikan pendampingan, serta pelatihan rutin di mana guru dapat saling berbagi pengalaman dan pengetahuan, metode pembelajaran terbaru serta bagaimana menangani siswa.

Pelibatan aktif orangtua

Peran guru, konselor, asrama dan peran orangtua menjadi core utama pembentukan karakter dan akademik di CRIBS.

Peran serta orangtua dalam optimalisasi prestasi siswa menjadi hal yang dipandang penting meski CRIBS mengadopsi sistem sekolah berasrama.

"Sekolah wajib melakukan parent visit minimal setahun sekali untuk orangtua, sekalipun orangtua berada di luar Jawa. Kunjungan ke orangtua ini bukan untuk membahas masalah akademik melainkan untuk melihat bagaimana orangtua mendidik dan mendampingi anak di rumah," jelas Ari.

Dari sini pihak sekolah akan memperoleh strategi bagaimana melakukan pendekatan pada anak anak dan mengembangkan pendidikan karakter yang tepat untuk setiap siswa. 

"Orangtua dapat 24 jam menghubungi pembina asrama. Kami juga memiliki Fathers Club dan Mothers CLub di mana orangtua dapat meluangkan waktu antara anak dan orangtua dan juga sekolah," katanya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau