Andy F Noya: Menyalakan Kembali "Lentera Jiwa" Anak-Anak Kita...

Kompas.com - 22/09/2019, 21:32 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Andy F Noya, wartawan dan presenter TV, menyampaikan banyaknya orang pandai namun menggunakan kepandaiannya untuk hal negatif sejak kecil abai untuk diajak untuk menghargai apa yang di sekitarnya.

"Ini yang terjadi pada generasi tua, generasi kami. Banyak orang pandai tapi menggunakan untuk hal-hal negatif. Kita banyak lihat orang sudah kaya masih korupsi. Orang merasa lebih penting dari orang lain sehingga ia mengabaikan kepentingan orang lain," ujar Andy saat hadir di tengah-tengah siswa Global Sevilla School Puri Indah, Jakarta (21/9/2019) mempraktekan langsung konsep mindfulness.

Andy Noya bersama beberapa siswa Global Sevilla mempraktikkan langsung mindful listening, duduk dalam hening dan fokus mendengarkan apapun yang ada di sekitarnya. Mendengarkan alam adalah kegiatan yang sangat jarang sekali dilakukan karena terlalu sibuk dengan kegiatan harian.

Menyadari dan memaknai kehidupan

"Anak-anak diajarkan sejak dini, sejak usia muda untuk memahami apa yang terjadi disekitar. Menghargai apa yang ada di sekitar dia. Kalau tidak anak-anak hanya fokus satu hal yaitu materi," ujar Andy.

Baca juga: Ganjar Pranowo Lebih Senang Anak-anak Bercita-cita Jadi YouTubers

Lebih jauh Andy menyampaikan, "Anak-anak kecil ini melalui mindfulness ini sebenarnya sudah diajarkan tentang makna hidup. Bagian hulu ini penting, di mana anak sudah diajarkan untuk menghargai alam, menghargai kehidupan dan menghargai orang lain."

Menurutnya hal ini penting karena saat ini konflik mudah pecah di berbagai belahan negara, apalagi bila berkaitan dengan agama atau suku.

"Mindfulness ini saya lihat tadi juga mengajarkan perbedaan, kemudian dalam setiap langkah harus dimaknai. Apa yang didengar, dirasakan, apa yang menjadi perhatian. Ini kan semacam kontemplasi. orang diajarkan memahami bagaimana memaknai. Jadi tidak sekadar hidup, tetapi memaknai hidup. Menurut saya keren banget. Penting diajarkan sejak dini," jelas Andy.

Dasar pembentukan karakter

Andy F Noya saat hadir di tengah-tengah siswa Global Sevilla School Puri Indah, Jakarta (21/9/2019) mempraktekan langsung konsep mindfulness.DOK. KOMPAS.com/YOHANES ENGGAR Andy F Noya saat hadir di tengah-tengah siswa Global Sevilla School Puri Indah, Jakarta (21/9/2019) mempraktekan langsung konsep mindfulness.

“Di Global Sevilla School kami mengajarkan mindfulness sebagai dasar pembentukan karakter siswa. Bukan hanya siswa, tapi tentu saja para guru, staff bahkan management. Kami sekolah pertama di Indonesia yang menerapkan mindfulness practices secara terstruktur, sistematis dan terintegrasi dengan proses belajar mengajar," Michael Thia, Superintendent Global Sevilla School.

Menurut Michael, "Anak anak bisa menjadi tenang, menjadi lebih fokus dan dapat saling menghargai satu sama lain. Mindfiulness practices juga meningkatkan memori mereka.”  

Mindfulness practices, tambahnya, perlu diajarkan kepada anak secara terstruktur dan reguler karena manfaatnya sangat besar untuk melindungi dari "polusi pikiran". 

Penerapan mindfulness di Global Sevilla School telah dimulai sejak awal tahun 2016, dan mempergunakan mindfulness sebagai dasar pembentukan karakter siswa. "Sesungguhnya yang dilakukan adalah mind management. Siswa akan lebih meningkat pengendalian dirinya. Selain itu latihan tersebut juga akan memperbaiki kinerja akademis para siswa, dan juga mengajarkan kepedulian terhadap sesama serta menghargai lingkungannya," jelas Michael.

Menyalakan "lentera jiwa" siswa

Andy F Noya saat hadir di tengah-tengah siswa Global Sevilla School Puri Indah, Jakarta (21/9/2019) mempraktekan langsung konsep mindfulness.DOK. KOMPAS.com/YOHANES ENGGAR Andy F Noya saat hadir di tengah-tengah siswa Global Sevilla School Puri Indah, Jakarta (21/9/2019) mempraktekan langsung konsep mindfulness.

Tidak hanya mindful listening, Andy Noya juga berkesempatan menyaksikan langsung ragam kegiatan mindfulness yang dilakukan siswa seperti mindful movement dan mindful seeing lewat ragam permainan.

Baca juga: Kuliah Luar Negeri dan Tantangan Membangun Jembatan Rasa Aman Orangtua-Anak

"Saya senang berada di antara anak-anak, pelajar dan mahasiswa untuk mengingatkan kembali; apa yang akan kamu lakukan di kehidupannya di masa datang. Banyak anak tidak tahu atau belum tahu apa yang sesungguhnya mereka inginkan dalam hidupnya," ujar Andy.

Halaman:


komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau