AIMAN datang saat ambulans membawa anak terganggun jiwa akibat gawai.
Kebetulan saat di program AIMAN saya mendapati ada satu anak yang baru saja dirujuk ke RSJ untuk mendapatkan penanganan intensif akibat kecanduan gim pada gawai yang diberikan oleh orangtuanya.
Hal yang mengejutkan sang anak sebelumnya tergolong berprestasi, berasal dari sekolah ternama di Kota Bandung, Jawa Barat.
Bahkan ada anak lainnya yang mengalami gangguan jiwa akibat gawai, sebelumnya adalah peserta yang lolos seleksi Olimpiade Matematika di sekolahnya.
Tapi semuanya kini berubah!
Anak ini banyak sekali yang menunjukkan permusuhan pada lingkungannya setelah dilarang menggunakan gadget-nya. Mereka rata - rata anak cerdas.
Ada yang seusia SMP mereka sudah bisa mencuri dan membobol ATM milik orangtuanya.
"Uangnya digunakan untuk membeli "diamond" alias uang elektronik yang bisa digunakan pada game online," ungkap dokter Lina Budiyanti, Dokter Spesialis Kejiwaan yang khusus menangani pasien anak dan remaja akibat kecanduan gawai.
Kini sebagian dari mereka harus di rawat di RSJ Cisarua, Bandung, Jawa Barat.
Tidak hanya di Bandung, ternyata fenomen ini terjadi merata nyaris di seluruh Indonesia. Dari pulau Sumatera hingga Kawasan Timur Indonesia.
Baca juga: Mengobati Korban Kecanduan Gawai
Hanya yang tercatat, yang terbanyak pertama di Jawa Barat, disusul Jawa Tengah yang dirawat di Rumah Sakit Jiwa Surakarta, yang rata-rata setiap hari terdapat 1 hingga 2 pasien anak datang, akibat gangguan jiwa karena gawai.
Ini aturan hingga batasannya
Ada hal penting yang harus dilakukan orangtua agar tak terjadi hal serupa. Tak boleh anak hingga remaja di bawah usia 18 tahun menjadi pecandu gawai.
Bahkan orang dewasa sekalipun. Meski orang dewasa normal, cenderung bisa menguasai dan mengambil keputusan setelah mereka terpapar gawai berlebihan.