FSGI dan KPAI: Ini Dia, 4 Tugas Berat Mendikbud Nadiem

Kompas.com - 04/11/2019, 14:19 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hampir dua minggu, Presiden Joko Widodo melantik Nadiem Makariem sebagai Menteri Kebudayaan dan Pendidikan di Kabinet Indonesia Maju.

Sejumlah harapan dan dukungan bermunculan dari pelaku pendidikan untuk Nadiem dalam pekerjaannya membenahi sektor pendidikan di Indonesia.

Beberapa tanggapan muncul dari Forum Serikat Guru Indonesia (FSGI) dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia. Peningkatan kompetensi guru hingga kekerasan fisik terhadap anak didik menjadi sorotan untuk Nadiem.

1. Revitalisasi SMK

FSGI mengatakan saat ini kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) memerlukan pembenahan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan industri. Oleh karena itu, FSGI endukung Nadiem untuk membenahi kurikulum SMK.

Salah satu penyebab ketidaksesuaian kurikulum SMK dengan industri yaitu minimnya ketersediaan calon guru mata pelajaran yang produktif di SMK.

 

"SMK menyumbang pengangguran terbesar karena kekurangan guru mata pelajaran produktif, kurikulumnya tidak link and match dengan kebutuhan dunia industri," kata Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Satriwan Salim di beberapa waktu lalu.

Baca juga: 4 Pesan Presiden Jokowi Seputar Dunia Pendidikan untuk Nadiem Makarim

Ia meminta Nadiem untuk mempertimbangkan karakteristik SMK dan konteks daerah lokasi sekolah. Menurut Satriawan, pemberian insentif menjadi salah satu daya tarik untuk guru mata pelajaran produktif agar menjadi guru.

Pemberian insentif bisa melalui pemberian instruksi kepada Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) untuk membuat semacam kontrak agar lulusannya mau mengajar mata pelajaran produktif di SMK.

"LPTK membuka prodi-prodi industri kreatif yang dibutuhkan dunia industri dan melibatkan dunia industri dalam mendesain kurikulum SMK berbasis karakteristik daerah serta fokus penjurusan di SMK tersebut," katanya.

Pemerintah pun diminta unntuk lebih ketat untuk memberikan izin pendirian SMK baru. Berdasarkan catatan Satrian, jumlah SMK swasta lebih banyak dibandingkan negeri yaitu, 10.500 SMK swasta dan 3.500 SMK negeri.

2. Reformasi pola dan format pelatihan guru

Menurut Satriawan, guru menjadi kunci utama sebagai jalan untuk pembenahan pendidikan di Indonesia saat ini. Ia menambahkan Nadiem perlu untuk mereformasi pola dan format pelatihan guru dalam rangka meningkatkan kapasitas kompetensi guru.

Secanggih apa pun kalau guru tidak kompeten, tidak akan tercapai tujuan pendidikan nasional sehingga pola dan format pelatihan guru harus direformasi total," kata Satriwan.

Satriawan menyebutkan selama ini pelatihan guru hanya terpaku pada orang yang sama dan diundang ke Jakarta untuk mendengarkan ceramah dari pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

"Ini kolosal dan sangat tidak efektif serta terkesan penghamburan anggaran," katanya.

Format pelatihan sebaiknya diterapkan lebih berbobot dengan cara menentukan ukuran kualitas pelatihan. Ukurannya adalah bukan dari lama waktunya, tetapi konten dan pengelolaan pelatihan yang efektif dan praktis.

Halaman:


komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau