Yuk Mampir ke Pekan Budaya Difabel 2019 di Taman Budaya Yogyakarta

Kompas.com - 15/11/2019, 21:45 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

Titik balik untuk mendukung lingkungan inklusi

Kepala Seksi Seni Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta, Purwiati mengatakan Pekan Budaya Difabel adalah pengembangan dari kegiatan Jambore Diffabel yang telah diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta sejak 2016.

Penyelenggara Pekan Budaya Difabel adalah Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta. Awalnya Pekan Budaya Difabel bernama Jambore Difabel.

"Jambore Diffabel mendapatkan apresiasi yang cukup baik dari komunitas diffabel dan masyarakat umum. Hal tersebut yang mendasari pengembangan kegiatan ini agar dampak yang dihasilkan semakin luas," kata Purwiati dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.

Purwiati menyatakan Pekan Budaya Diffabel ingin menjadikan momentum ini sebagai titik balik bagi semua pihak untuk bersama-sama membangun potensi diri, support sistem dan infrastruktur yang mendukung lingkungan inklusi.

Salah satu keistimewaan Yogyakarta yakni pusat persilangan budaya dunia, baik secara geografis, politis, ekonomis, historis, dan sosiologis.

Hal ini memperlihatkan pula kemampuan budaya DIY berinteraksi dalam perjumpaan, persinggungan, dan perbenturan dengan berbagai budaya dunia.

Konsep lingkungan inklusi

Hidup bersama dalam keberagaman dan pergaulan dunia dengan latar belakang yang berbeda membuat keseharian DIY sangat akrab dengan konsep lingkungan inklusi.

Inklusi itu sendiri dimaknai bahwa sebagai sebuah pendekatan untuk membangun dan mengembangkan sebuah lingkungan yang semakin terbuka; mengajak masuk dan mengikutsertakan semua orang dengan berbagai perbedaan latar belakang, karakteristik, kemampuan, status, kondisi, etnik, budaya dan lainnya.

Terbuka dalam konsep lingkungan inklusi, berarti semua orang yang tinggal, berada dan beraktivitas dalam lingkungan keluarga, sekolah ataupun masyarakat merasa aman dan nyaman mendapatkan hak dan melaksanakan kewajibannya.

"Sudah waktunya semangat inklusi menjadi kesadaran semua pihak. Harapannya kesadaran tentang disabilitas dan inklusi sosial dapat mempengaruhi kebijakan dalam segala lini kehidupan sehingga terwujud Ekosistem Inklusi Jogja tanpa batas, tanpa diskriminasi, untuk semua dalam lingkungan inklusif," tambah Purwiati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau