Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eksistensi Platform Indonesiana, Saat Ini dan Masa Mendatang

Kompas.com - 06/12/2019, 17:27 WIB
Erwin Hutapea,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan melakukan berbagai tindakan nyata setelah pengesahan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.

Salah satunya yaitu menghasilkan platform Indonesiana sebagai perwujudan amanat undang-undang tersebut.

Platform ini mengangkat semangat yang terdiri dari lima pilar, yakni gotong royong, penguatan lokal, keragaman, partisipatif, dan ketersambungan. Hal itu dilaksanakan berbagai kegiatan kebudayaan.

Dalam UU No 5/2017, pemerintah menempati posisi sebagai fasilitator yang memungkinkan kebudayaan milik masyarakat bisa berkembang dengan baik. Fokusnya pada tata kelola, bukan pada substansi kebudayaannya.

Hal itu sesuai dengan tujuan yang dimaksud dalam UU bahwa upaya ini untuk menguatkan kapasitas serta sinergi antar-pemangku kepentingan untuk terbentuknya ekosistem pemajuan kebudayaan.

Baca juga: Menko PMK: Sudah Disetujui, Dana Abadi Kebudayaan Rp 5 Triliun

Dengan begitu, keberlanjutan program-program kebudayaan dapat terjamin dan hal yang dicita-citakan mengenai kesejahteraan masyarakat bisa tercapai.

“Fokusnya (Indonesiana) untuk peningkatan kapasitas, bukan event-nya sendiri. Akan ada banyak bimbingan teknis, pelatihan, dan workshop untuk mendalami konten yang mau disampaikan dan cara penyampaiannya,” ujar Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid dalam diskusi bertajuk “Indonesiana, Platform Kebudayaan” di Jakarta, Kamis (5/12/2019).

Dia menambahkan, hal-hal yang disampaikan dalam platform ini pun bersifat sangat teknis, misalnya cara membangun panggung, sistem pencahayaan, tata suara, dan manajemen penyelenggaraan suatu acara.

Maka dari itu, komunikasi menjadi sesuatu yang penting agar berbagai pihak yang terlibat dapat bekerja sama dalam mengadakan suatu perhelatan kebudayaan.

“Komunikasi itu sangat penting. Jadi kita semua itu kerja sama, mengundang para ahli juga, teman-teman kurator dan seniman kita libatkan, sehingga pada akhirnya nanti penyelenggaraan kegiatan itu bisa meningkat kualitasnya,” imbuh Hilmar.

Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid saat ditemui dalam diskusi bertajuk ?Indonesiana, Platform Kebudayaan? di Jakarta, Kamis (5/12/2019).KOMPAS.com/ERWIN HUTAPEA Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid saat ditemui dalam diskusi bertajuk ?Indonesiana, Platform Kebudayaan? di Jakarta, Kamis (5/12/2019).

Dia pun menegaskan bahwa terselenggaranya suatu acara kebudayaan merupakan inisiatif dari daerah, sedangkan pemerintah pusat membantu agar bisa terlaksana dengan baik. Kerja sama itu dilakukan dalam berbagai bentuk, termasuk pembiayaannya.

“Iya, seleksi dan pendekatannya beda, harus datang dari daerahnya sendiri. Usulan apa saja kegiatannya, siapa yang terlibat, apa jangkauannya, diluruskan bersama. Yang paling penting juga dari segi penganggaran sama-sama dari daerah dan pusat, bukan acara dari pusat yang diselenggarakan di daerah,” jelasnya.

Hilmar mengungkapkan, melalui platform ini, pihaknya juga berusaha mendorong sejumlah pihak untuk memobilisasi sumber dayanya masing-masing, termasuk dukungan dari pihak swasta, BUMD, BUMN, dan kalangan di dunia usaha.

Dengan demikian, pada akhirnya kegiatan seperti ini bisa berlangsung terus-menerus dan ekosistemnya semakin bertumbuh.

“Selama ini sepertinya itu kurang dapat perhatian. Kita sering lihat ada festival bagus, setahun dua tahun habis itu hilang. Ada banyak inisiatif yang bagus, tapi umurnya tidak panjang. Jadi dalam kerangka platform Indonesiana ini, fokus utamanya justru untuk keberlanjutan,” pungkasnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com