Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sehari Jadi Relawan SAR Mapala UI: Permintaan Evakuasi Itu Terus Masuk ke HP Saya...

Kompas.com - 02/01/2020, 19:55 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

"Ibu Ladia. Ibu Ladia," teriak kami di tengah hujan deras. Kami juga membunyikan peluit yang terpasang di pelampung kami.

Suara peluit yang bersahutan memekakkan gendang telinga di antara kami. Peluit terus kami bunyikan. Akhirnya, ada cahaya senter dari lantai dua sebuah rumah. Seorang laki-laki keluar dari lantai dasar sebuah rumah.

"Tolong kami pak. Tolong. Ada ibu hamil delapan bulan," kata laki-laki tersebut.

Kami segera merapatkan perahu dan masuk ke dalam rumah. Kondisi lantai dasar rumah sudah terendam hingga lebih dari satu meter. Perabotan rumah sudah mengapung. Mobil di garasi sudah terendam.

Ibu hamil itu bertahan di lantai dua. Kami jemput dan pastikan keadaannya di lantai dua. Wajah ibu hamil tersebut terlihat mulai pucat. Ia sesekali menunjukkan sesak napas.

Baca juga: Kisah Penyelamatan Anjing yang Terikat di Pagar Saat Banjir...

"Saya takut. Takut," kata ibu hamil itu. Suaminya saya minta bantu untuk menenangkan. Melihat ibu hamil itu sesak napas, saya tanya ke suaminya, "Mbanya ada riwayat asma?". Syukur tak ada.

Ibu hamil itu terlihat terus menangis dengan sesekali memegang perutnya yang sudah memakin membesar. Saya minta untuk menggunakan jas hujan untuk melindungi kepala dari derasnya air yang turun.

Dengan agak kepayahan, kami berusaha untuk membantu ibu hamil tersebut naik ke perahu di tengah hujan yang deras dan air yang sudah mencapai lebih dari 1 meter. Raungan tangis dari ibu hamil mewarnai suasana evakuasi.

"Sakit mas perutnya," katanya sambil mengelus perutnya.

Proses evakuasi berlanjut ke blok sebelah untuk menyelamatkan satu orang ibu hamil dan dua orang anak kecil. Lagi-lagi, barang-barang yang telah mengapung di rumah juga menyulitkan pergerakan kami. Belum lagi, ancaman ular yang membayangi kepala.

Kami terus berupaya semaksimal mungkin untuk mengevakuasi warga Kemang Pratama yang masih terjebak banjir. Warga di posko sementara masih terus berdatangan untuk berkoordinasi.

Jam telah menunjukkan pukul 02.00 WIB. Ketua Mapala UI memutuskan untuk menutup proses evakuasi di area Kemang Pratama.

Tim Mapala UI akan meneruskan kegiatan SAR dengan bergabung bersama Global Rescue Network Indonesia. Tim akan berganti personil yang lebih segar untuk melakukan kegiatan SAR banjir Jakarta dan sekitarnya.

Baca juga: Banjir Dua Meter, Warga Kembangan Utara Mengungsi ke Sekolah

Permintaan pertolongan evakuasi tak berganti atau berkurang. Pesan-pesan permohonan evakuasi masih terus masuk ke handphone saya.

Daerah-daerah yang meminta pertolongan untuk evakuasi seperti Villa Nusa Indah (Kabupaten Bogor), Jatiasih, Jatimulya, Rawa Buaya (Jakarta Barat), Kampung Melayu Kecil, Cilitan Kecil, Cipondoh, dan masih banyak lainnya. Hingga saya sudah tiba di rumah, mandi dan sarapan, handphone saya masih berdering.

Akhirnya, saya menutup mata dengan perasaan sedih saat melihat pesan-pesan permintaan pertolongan tetapi mengalami keterbatasan untuk membantu.

Kami tim SAR berusaha semaksimal mungkin untuk berkoordinasi dengan pihak terkait dan relawan SAR lainnya di lapangan. Semoga kami bisa terus bergiat atas nama kemanusiaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com