7 Sistem Pendidikan Finlandia yang Membuat Negara Lain Merasa Malu

Kompas.com - 03/01/2020, 10:36 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

Jika hasil data penelitian menunjukkan perlu perbaikan, ya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan federal di sana akan mencobanya.

"Secara keseluruhan, pendidikan di Amerika Serikat jauh lebih politis daripada di Finlandia," kata Sahlberg.

Baca juga: Gebrakan Merdeka Belajar, Berikut 4 Penjelasan Mendikbud Nadiem

Singkatnya, Finlandia menyelesaikan sesuatu berbasis data penelitian bukan kepentingan politis atau berbasis proyek.

4. Finlandia tidak takut bereksperimen

Satu manfaat besar dari mendengarkan penelitian ini adalah kebijakan dihasilkan tidak terikat pada kekuatan lain, seperti proyek, uang, atau kepentingan politik.

Guru-guru Finlandia didorong membuat laboratorium mini sendiri untuk gaya mengajar, meningkatkan apa yang berhasil dan menghilangkan apa yang tidak.

Pola pikir eksperimental seperti ini memungkinakan guru mampu berpikir dan menemukan solusi "out of the box".

5. Waktu bermain penting!

Hukum Finlandia mengharuskan guru memberi siswa waktu bermain 15 menit untuk setiap 45 menit pengajaran.

Kebijakan tersebut bermula dari keyakinan mendalam bahwa anak-anak harus tetap anak-anak selama mungkin. Bukan tugas mereka untuk tumbuh dengan cepat dan menjadi penghafal dan peserta ujian.

Hasilnya berbicara sendiri: penelitian demi penelitian menunjukan siswa yang diberikan setidaknya satu kali istirahat selama 15 menit setiap pergantian pelajaran atau lebih berperilaku lebih baik di sekolah dan mengerjakan tugas lebih baik.

6. PR siswa sangat sedikit.

Banyak hal ditawarkan sekolah-sekolah Finlandia kepada siswa, hanya satu yang tidak: pekerjaan rumah (PR). Banyak anak di negara lain hanya menerima sedikit waktu luang setiap malam lantaran bayank PR.

Filosofi ini berasal dari tingkat saling percaya dimiliki antara sekolah, guru, dan orangtua.

Orangtua menganggap guru telah memenuhi sebagian besar dari apa yang siswa butuhkan dalam batasan hari sekolah, dan sekolah menganggap hal yang sama.

Kerja ekstra sering dianggap tidak perlu oleh semua orang yang terlibat pendidikan di sana.

Waktu yang dihabiskan di rumah disediakan untuk keluarga, di mana satu-satunya pelajaran dipelajari anak-anak adalah tentang kehidupan.

Baca juga: 10 Tanggapan Mas Menteri Soal Rapor Merah Skor PISA Indonesia

 

7. PAUD gratis dan berkualitas

Beberapa negara seperti Amerika, orangtua membayar untuk memasukan anak-anak mereka sekolah (TK) sedini mungkin dengan harapan anak akan siap dan lebih baik menjalani pendidikan sampai bertahun-tahun kemudian.

Namun Finlandia, memberikan TK dan tempat penitipan anak secara gratis dan berkualitas. Lebih dari 97 persen anak usia 3 hingga 6 tahun memanfaatkan satu di antara dua pilihan tersebut.

Lebih dari itu, TK dan penitipan anak mereka berkualitas. Guru-guru pendamping minimal memiliki gelar sarjana karena mereka melihat pentingnya masa awal ini.

Mereka menyelaraskan kurikulum mereka satu sama lain dan mempersiapkan anak-anak di jalur yang sama. Orangtua dapat merasa yakin bahwa pendidikan yang sama diperoleh di TK lain di seluruh kota.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau