Dewan Sekolah ini bisa dipilih oleh masyarakat dan atau ditunjuk pemerintah pusat dan atau daerah. Untuk Indonesia mungkin per provinsi anggota bisa 1 orang utusan pemerintah pusat, 1 orang utusan pemerintah daerah, dan beberapa orang yang dipilih oleh warga masyarakat.
Fit and proper test calon Dewan Sekolah bisa dilakukan oleh Kemdikbud dan atau DPR.
Dengan konsep ini jelas sekolah akan terlepas dari tekanan politik karena tidak ada jalur ke dunia politik, di sisi lain pelaku program pendidikan adalah para profesional di bidangnya.
SDM yang disiapkan harus disesuaikan dengan pengembangan bidang di daerahnya misalnya Bali akan fokus utamanya pariwisata, Kalimantan akan kehutanan dan pertambangan, Jawa dan Sumatra akan pertanian, Jakarta dan Surabaya ke teknologi, dan sebagainya.
Untuk itu perlu dipetakan lembaga pendidikan spt apa yang harus disiapkan, tenaga pendidik spt apa yang harus disiapkan, dan SDM dengan kualifikasi apa yang dibutuhkan didaerah tersebut.
Budaya dan kekhasan daerah juga wajib dikembangkan bukan sekedar bahasa daerah jadi mata pelajaran wajib, justru hal-hal yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat misalnya untuk pariwisata, riset, sejarah, pengembangan diri, dan lain-lain.
Era Industri 4.0 ini kebutuhan akan para inovator dan reator menjadi kebutuhan utama. Untuk itu kurikulum harus disesuaikan menjadi seperti berikut:
Baca juga: Mendorong Semangat Merdeka Belajar ke Ranah Pendidikan Tinggi
Indonesia memiliki banyak kekayaan alam yang masih kekurangan pakar dan SDM untuk mengolahnya. Pentingnya mendatangkan pakar atau mengirimkan akademisi untuk mempelajari ilmunya dan kemudian melakukan riset dan membuka jurusan seperti:
a. Geothermal
b. Marine Biology
c. STEM Cell
d. Bio Chemistry
e. Sustainable Energy