KOMPAS.com - Saat menulis ini, saya sudah berada di London selama 3 bulan. Kebetulan, saya mendapat kesempatan melanjutkan studi master dengan dukungan Chevening Scholarship dari pemerintah Inggris.
Jurusan yang saya ambil namanya Digital Creative Media. Ini bidang lintas disiplin, paduan antara kreatif, teknologi informasi, seni, dan media.
Singkat cerita, saat ngopi seusai melihat pameran seni di Tate Modern, saya mendapat pesan WhatsApp dari teman kuliah.
"Udah cek skor esai belum, mate? Udah keluar tuh," kurang lebih begitu pesan si teman jika di-Indonesia-kan. Oh ya, orang London hampir tidak pernah panggil "bro" dan "sis", seringnya panggil teman dengan "mate".
Akhirnya, saya cek-lah nilainya. Malas betul, cuma dapat 70! Bertambah malas karena si "mate" yang lahir dan besar di London tadi mengatakan bahwa dia mendapat nilai 81.
Hancur sudah mood saya. Dari yang semula berniat mengerjakan tugas programming, akhirnya saya pergi makan ayam goreng korea, plus nasi, dan bir. Habis 18 pounds, dua kali harga seekor ayam goreng korea di Pantai Indah Kapuk.
Sambil makan, saya tanya teman-teman lain. Ada mahasiswa asal Jepang dapat 67. Ada mahasiswa China dapat 74. Si mahasiswa dari negeri Tirai Bambu itu tertawa saat saya mengungkapkan ketidakpuasan.
"Ada yang dapat 40 lho... ha-ha-ha. Apa itu membuat kamu lebih tenang? 70 itu sudah bagus asal kamu tahu. Dulu waktu tahun pertama S-1 di sini, esaiku 55," katanya.
Sistem penilaian bisa berbeda-beda antaruniversitas, tapi walaupun sulit dipercaya, secara umum 70 bisa dibilang "perfectly normal".
Kalau seorang mahasiswa mendapat skor akhir di atas 60, grade-nya sudah "Merit", mungkin semacam IPK di atas 3 kalau di Indonesia. Jika mendapat 70 ke atas, sudah masuk "Distinction" atau semacam cum laude.
Seorang akademisi Indonesia yang kebetulan menjadi dosen di universitas saya berkata, "Untuk dapat nilai di atas 90 seperti di Indonesia, di sini it is very unlikely. Paling pol kita dapat 85. Kalau dosen merasa bahwa esai kita benar-benar sempurna, tidak ada celanya, dia akan beri nilai 80 atau 85. Jadi 70 itu sudah bagus. Esai pertama saya dulu 60-an skornya," katanya.
Soal sangat sulitnya mendapat nilai 100 dalam esai ini menjadi perdebatan hangat di Student Forum, semacam Reddit atau Kaskus untuk mahasiswa yang kuliah di Inggris.
Seorang mahasiswa bercerita bahwa dia taruhan 10 pounds (Rp 180.000) dengan temannya. Jika temannya tidak berhasil mendapatkan esai dengan nilai 100, dia menang.
Mahasiswa lain di forum itu mengatakan, mendapatkan nilai 100 dalam ujian tertulis lebih mungkin dari mendapatkannya di nilai esai.
Saking sulitnya dapat nilai bagus di esai, teman British keturunan Karibia saya mengungkapkan, "Dulu waktu awal S-1 saya pikir esai lebih enak. Sekarang saya berpikir mendingan ujian saja."