Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesehatan Mental Mahasiswa Jadi Isu Utama Global, Lalu Apa Solusinya?

Kompas.com - 11/01/2020, 09:55 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

Ia menyebutkan memang otoritas universitas berbeda dengan orangtua untuk mengurusi hal ini. Namun kampus memiliki pengaruh yang sangat besar atas kehidupan orang muda.

"Kesempatan untuk mendukung kesehatan mental mahasiswa mereka adalah posisi yang sangat baik dan bisa dikatakan menjadi bagian dari tanggung jawab universitas. Ini adalah kewajiban moral," katanya.

Perubahan kurikulum berpihak pada kesehatan mental

Pada tahun 2018, analisis data kesehatan mental dari seluruh Amerika Serikat, Inggris dan Kanada menemukan bahwa kekhawatiran akademis menyumbang sejumlah besar penyebab bermacam tingkat kecemasan mahasiswa.

Baca juga: Hobi Nonton Film, Pertimbangkan 5 Jurusan Kuliah Ini

 

Angka ini melebihi dari kekhawatiran soal masalah keuangan.

Namun, sering kali, penyakit mental dijadikan masalah biologis untuk diobati dengan obat. 

Faktor inilah yang menjadi fokus Slavin. Slavin memiliki keyakinan, bila masalah yang dihadapi mahasiswa tidak didengarkan dan diselesaikan, pengobatan akan menjadi hal yang sia-sia.

Misal, masalah yang diidentifikasi siswa adalah jam kelas yang panjang, terlalu banyak materi dan kompetisi yang kuat.

Slavin menyampaikan pihak universitas dapat memotong kurikulum keseluruhan sebesar 10 persen dan menyisihkan beberapa waktu luang baru untuk mata pelajaran pilihan.

Pada konferensi 2015 di Kanada, 45 negara menyusun Piagam Okanagan menyerukan universitas mengubah cara mereka mendukung kesehatan dengan membuat universitas untuk menerapkan dalam semua aspek kehidupan kampus, baik akademik dan non-akademik.

Agar mahasiswa lulus dengan bahagia

Saat ini 78 universitas di Inggris telah secara terbuka menegaskan komitmen mereka terhadap Piagam Okanagan, dan jumlahnya terus bertambah.

Misalnya, beberapa prodi universitas mengurangi jumlah jam yang dibutuhkan di tahun pertama, sebagai tanggapan terhadap siswa yang mengatakan mereka merasa kewalahan untuk menyesuaikan.

Beberapa prodi di sana juga telah menambahkan kelas persiapan sebelum memulai mata kuliah penting dengan tingkat kegagalan tinggi.

Hughes menegaskan keberpihakan ini akan jauh lebih efektif dan menjadi program pencegahan ketimbang memberikan pengobatan dan konseling.

Baca juga: Kuliah di UK dan Marah karena Cuma Dapat 70 di Penilaian Esai

Dia mengatakan tujuan universitas adalah memungkinkan orang muda untuk menyelesaikan masalah sulit seperti kesehatan mental.

Mahasiswa yang tahu cara merawat diri akan dapat mengikuti proses kuliah yang lebih baik sehingga dapat membawa hasil pendidikan mereka ke tengah masyarakt.

"(Dan akhirnya), mereka bisa lulus dan menjadi juara untuk kebahagiaan mereka," tutup Hughes. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com