"Jika kamu (para guru) fokus pada standarisasi, semuanya dapat diganti dengan mesin," katanya.
Banyak pendidik menolak pendekatan ini dengan alasan pengetahuan tidak boleh diremehkan dan bahwa sekolah harus fokus pada disiplin dan harapan keberhasilan akademik yang tinggi.
Baca juga: Di Denmark, Pelajaran Empati Masuk Dalam Kurikulum Pendidikan Nasional
Jack Ma mengaku dirinya seorang pendidik "amatir" tapi dia bukan tanpa pengalaman. Dirinya gagal ujian universitas beberapa kali dan akhirnya masuk ke sekolah pendidikan.
Jack Ma mengatakan mengajar memberi pelajaran penting yang kemudian dia gunakan sebagai CEO.
Jack Ma bahkan menjuluki pekerjaannya sebagai "petugas pendidikan" di Alibaba. “Saya belajar semua yang saya pelajari dari menjadi guru,” katanya.
“Menginspirasi siswa. Mempercayai siswa dan aktifkan mereka," ajak Jack Ma.
Ia kemudian menawarkan beberapa ide tentang apa yang perlu diperbaiki. Dia menyarankan berinvestasi lebih banyak pada pendidikan anak usia dini (PAUD), ketika anak-anak membangun keterampilan dan nilai-nilai, dan lebih sedikit di universitas, ketika nilai sudah ditetapkan.
"Tolong letakkan lebih banyak sumber daya di depan dan bukan di belakang," katanya, menyarankan TK dan sekolah dasar memiliki pengaruh luar biasa untuk membentuk anak-anak.
Jack Ma juga menganjurkan mendukung guru lebih kuat. “Jika kita menghormati guru, kita menghormati pengetahuan dan kita menghormati masa depan,” katanya.
"Tingkatkan gaji mereka dan bantu kepala sekolah dengan pelatihan kepemimpinan, karena 60 persen guru meninggalkan profesi karena mereka tidak menyukai kepala sekolah mereka," ujarnya.
Jack Ma mengatakan pendidikan perlu mengubah indikator kinerja utamanya, yaitu ujian.
Ia sering bertanya kepada siswa mengapa mereka bekerja begitu keras untuk ujian mereka dan mereka selalu mengatakan itu adalah untuk masuk universitas dan melanjutkan untuk mendapatkan pekerjaan.
Tetapi di Alibaba, katanya, pihaknya masih harus melatih lulusan universitas untuk melakukan pekerjaan dengan baik.
"(Masuk) Universitas tidak berarti kamu dijamin mendapat pekerjaan," katanya, seraya menambahkan bahwa ia tidak merekrut lulusan MIT dan Harvard karena nama-nama itu, tetapi karena lulusan yang "siap untuk mempelajari seluruh hidup mereka."
Baca juga: Ini 3 Resep Sinergi Orangtua dan Sekolah agar Pendidikan Siswa Sukses
Jack Ma juga mengatakan gelar sarjana tidak boleh menjadi sekadar "tanda terima untuk biaya kuliah yang dibayar."
Akhirnya, ia menyarankan pendidikan harus menjadi lebih global, dan lebih fokus pada kerja tim. Cara untuk mencapai ini adalah lebih banyak seni dan tari, melukis dan olahraga tim.
Dia menyarankan agar sekolah mulai dengan ekstrakulikuler di mana tidak ada tambahan pelajaran setelah sekolah tetapi lebih pada seni dan olahraga setelah pulang sekolah.
Abad terakhir, katanya, dimenangkan oleh otot, sedangkan yang ini akan dimenangkan dengan kebijaksanaan.
Atau seperti yang Jack Ma katakan dengan cara lain, "Abad lalu kita menang dengan peduli pada diriku sendiri, abad ini kita menang dengan peduli pada orang lain."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.