Kampus Merdeka untuk Desa merupakan program baru Kemendes PDTT kerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang baru meluncurkan Kampus Merdeka.
Halim mengatakan Kampus Merdeka untuk Desa bisa menjadi solusi untuk mendukung kegiatan proyek desa.
Baca juga: Kampus Merdeka, 8 Kegiatan Mahasiswa Luar Kampus yang Bisa Jadi SKS
Dalam solusi yang akan ditawarkan adalah bentuk kerjasama pembiayaan kegiatan proyek desa, penghargaan untuk kepala desa berprestasi dalam bentuk sarjana dari perguruan tinggi tertentu, serta penggantian skripsi dengan kegiatan proyek desa.
"Kalau proyek desa terjadi, ilustrasinya sederhana. Kalau ada 100.000 mahasiswa semester 6, 7, 8 yang masuk ke desa. Dengan asumsi satu kelompok 5 orang, kemudian ada dua kelompok di tiap desa, kelompok 10 orang di dua desa. Dua semester diambil, hampir dipastikan banyak masalah terselesaikan di desa," kata Halim.
Ia berharap formulasi program Kampus Merdeka untuk Desa bisa diselesaikan dalam dua hari oleh Fortides.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim mengatakan proyek desa di Kampus Merdeka merupakan terobosan Kemendikbud yang luar biasa tetapi banyak tantangan.
Ia menyebutkan ada kemungkinan kegagalan yang bisa terjadi seperti program kerja di desa yang tak tepat guna karena perencanaan yang kurang matang.
"Bisa berbagai macam kegagalan yang bisa terjadi. Dan akhirnya dananya itu tidak terserap dengan baik dan tak ada manfaat yang tepat untuk masyarakat," ujar Nadiem di kesempatan yang sama.
Baca juga: Kebijakan Kampus Merdeka, Kegiatan Belajar di Luar Kampus Diberikan Bobot SKS
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.