Lulusan Vokasi Semestinya Banyak Isi Proporsi SDM Unggul, Tetapi...

Kompas.com - 04/02/2020, 15:48 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

KOMPAS.com - Rektor Universitas Pertamina, Prof. Akhmaloka, PH.d mengatakan lulusan program studi (prodi) vokasi yang berkualifikasi siap bekerja dan berkontribusi di tengah masyarakat semestinya banyak mengisi proporsi sumber daya manusia (SDM) Unggul yang akan menjadi bonus demografi.  

Ia menilai revitalisasi pendidikan vokasi perlu menjadi arus utama pendidikan tinggi.

"Namun, tentu tidak berarti meniadakan SDM unggul dari kalangan akademisi dan peneliti," kata Prof. Akhmaloka dalam pidato acara Dies Natalis Universitas Pertamina ke-4 di Gedung Patra Wanita, Jakarta, Selasa (4/2/2020).

Menurutnya, kebutuhan pekerja terampil yang pada tahun 2030 diprediksi akan menjadi jumlah mayoritas penduduk Indonesia. Namun tentu harus ada pula kalangan yang memiliki kemampuan akademik untuk melakukan penelitian dan inovasi teknologi baru.

"Oleh sebab itu, SDM unggul yang memiliki keterampilan siap kerja dihasilkan melalui pendidikan vokasi," tambahnya.

Baca juga: Rektor Universitas Pertamina: Jumlah Lulusan STEM di Indonesia Masih Kalah Jauh dari China dan India

Ia menyebutkan, "Arah kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan patut kita apresiasi." Saat ini, Kemendikbud memiliki dua Direktorat Jenderal (Ditjen) yang fokus di pendidikan tinggi, yaitu Ditjen DIKTI dan Ditjen Vokasi.

"Ditjen Vokasi akan fokus menangani program studi dalam bidang vokasi (kejuruan), baik SMK maupun perguruan tinggi," tambah Prof. Akhmaloka.

Ia mengatakan Indonesia membutuhkan sumber daya manusia (SDM) terampil dengan kompetensi di bidang engineering dan natural science.

Hasil riset World Economic Forum tahun 2016, menyebutkan jumlah lulusan program studi STEM (science, technology, engineering, and mathematics) dari Indonesia terpaut jauh dengan China dan India karena perguruan tinggi di Indonesia masih didominasi oleh prodi-prodi non-STEM.

"Tentu, hal ini menjadi pekerjaan rumah besar bagi pemerintah dan institusi pendidikan untuk meningkatkan jumlah SDM yang memiliki keterampilan di tengah derasnya harapan untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju dengan potensi bonus demografi dan anugerah sumber daya alam," kata Prof. Akhmaloka.

Halaman:


komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau