FSB 2020: Merangkai "Puzzle" SDM Unggul lewat Manajemen Talenta Siswa

Kompas.com - 17/02/2020, 13:30 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Indonesia digadang-gadang tahun 2045, tepat pada perayaan "Indonesia Emas", akan menjadi salah satu dari 5 negara terkuat dunia bidang ekonomi. Untuk itu, Presiden Jokowi mencanangkan prioritas pembangunan SDM unggul pada periode kedua pemerintahnya.

Namun, tantangan besar menanti: hasil tes asesmen siswa internasional (PISA) 2018, masih menunjukan siswa Indonesia berada di kelompok bawah untuk kompetensi literasi, matematika dan sains.

Tentunya dibutuhkan strategi khusus, di antaranya dengan melakukan manajemen talenta atau menggali potensi siswa-siswa Indonesia sejak dini agar lebih siap bersaing secara global dengan bonus demografi yang dimiliki.

Pembahasan soal penggalian potensi dan manajemen talenta berkarakter Indonesia ini mengemuka dalam jumpa pers "Festival Sains dan Budaya 2020: Bangun Generasi Gemilang" yang digelar pada 20 Februari 2020 di Sekolah Kharisma Bangsa, Tangerang Selatan.

Baca juga: SDM Unggul Jadi Catatan Penting Kerja Sama Indonesia-Jepang 2045

Festival Sains dan Budaya (FSB) 2020 merupakan penggabungan antara kompetisi ISPO (Indonesian Science Project Olimpad) dan OSEBI (Olimpiade Seni dan Bahasa Indonesia) yang akan berlangsung 21-23 Februari 2020 di Sekolah Kharisma Bangsa, Tangerang Selatan.

Kearifan lokal bersaing di kancah global

Dalam kesempatan tersebut, Presiden ISPO Prof. Riri Fitri Sari menyampaikan Indonesia memiliki SDM unggul yang tidak kalah bersaing dengan siswa dari negara lain.

"Pengalaman saya mendampingi siswa Indonesia yang bersaing di tingkat internasional, mereka mampu menunjukan kualitasnya dan menguasai seluruh panggung. Tidak jarang audiens terpukau dengan penampilan dan prestasi siswa kita," ujar Prof. Riri.

Prof. Riri juga menyampaikan, pihaknya juga selalu mendorong dan menginspirasi siswa untuk berani menekuni penelitian berbasis kearifan lokal untuk diangkat ke kancah internasional.

"Ada banyak kearifan lokal di setiap daerah Indonesia baik bidang biologi, fisika, kimia atau lingkungan yang diangkat siswa. Kekayaan inilah yang beribu-ribu tahun sudah ada di Nudantara dan dapat menjadi kekuatan kita untuk mampu bersaing secara global," tegasnya.

Untuk tahun ini, dalam gelaran ISPO terdapat 134 projek sains yang lolos ke babak final menyisihkan 383 projek sains dari 741 siswa SMP-SMA/SMK dari 154 sekolah di 20 provinsi. 

"Gelaran yang telah berlangsung selama 12 tahun ini luar biasa karena ada pengerak-penggerak yang bisa menginspirasi siswa bahwa meneliti itu keren, meneliti itu menyenangkan dan melalui penelitian dapat menjawab semua tantangan," ujar Prof. Riri.

Penguatan karakter lewat seni budaya

Memasuki tahun kedua penyelenggaran bersama ISPO dan OSEBI di Festival Sains dan Budaya, OSEBI yang sudah memasuki tahun ke-7 berhasil menyaring 55 projek di babak final bidang seni dan bahasa dalam bentuk tari, puisi, menyanyi, cerpen hingga esai.

Tahun ini terdapat 592 projek dari 997 siswa SD, SMP dan SMA/SMK di 142 sekolah dari 20 provinsi Indonesia.

"Kita di sini bersama-sama (ISPO dan OSEBI) untuk membentuk SDM unggul seutuhnya. Manusia Indonesia seutuhnya menurut Ki Hadjar Dewantara adalah manusia yang tidak hanya memiliki cipta namun juga memiliki rasa dan karsa," ujar Presiden OSEBI, Liliana Muliasttuti.

Liliana menekankan dalam tujuan pendidikan nasional juga menginginkan anak memiliki budi pekerti luhur.

Halaman:


komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau