Festival Sains dan Budaya 2020, Menggebrak Stigma Peringkat Bawah PISA Siswa Indonesia

Kompas.com - 22/02/2020, 18:41 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

"Ini juga menjadi pembuktian Merdeka Belajar sudah dilakukan para siswa. Menemukan masalah hingga menyelesaikan masalah, tentunya masih memerlukan dukungan orangtua dan masyarakat," ujar Prof. Riri.

Hal senada juga disampaikan Presiden OSEBI, Liliana Muliasttuti yang menyebutkan tugas pendidikan nasional tidak hanya menyetak lulusan yang cerdas secara akademik.

Menurutnya, tugas pendidikan nasional adalah untuk melahirkan manusia unggul seutuhnya, sehingga pendidikan karakter melalui seni dan budaya tidak boleh diabaikan.

"Kita perlu belajar dari Korea Selatan di mana ekonomi kreatif mereka pada akhirnya mampu ikut mendongkrak seluruh perekonomian dan kemajuan negara," ujar Lili mengingatkan.

Mendorong inovasi siswa

Dalam festival sains dan budaya, para siswa berkesempatan unjuk kebolehan, baik dalam bidang penelitian maupun seni dan bahasa.

Berbagai karya inovasi ditampilkan para siswa. Misal, mulai dari penemuan berbasis teknologi hingga inovasi yang mengangkat kearifan lokal.

Misal, siswi SMAN 4 Merauke, Abigail Novita dan Siti Kotimah yang melakukan inovasi menjadikan ampas kulit pohon bus yang banyak terdapat Papua menjadi bahan baku alternatif pengganti tripleks.

Atau Aisyah dari SMAN 2 Brebes yang melakukan membuat teknologi sensor ultrasonik untuk membantu penyandang tunanetra "melihat" melalui teknologi "Tocapin" (Tongkat dan Kaca mata Pintar).

Baca juga: Menjadi Negara Adidaya Budaya lewat Manajemen Talenta Siswa

"Hasil kreasi anak-anak ini berujung pada inovasi. Semangat menghasilkan inovasi untuk menyelesaikan masalah yang ada melalui teknologi inilah yang hendak didukung Epson Indonesia dengan berpartisipasi dalam Festival Sains dan Budaya ini," ujar Zanipar Siadari, Direktur Marketing Epson.

Ia menyampaikan, anak-anak istimewa ini perlu mendapat dukungan banyak pihak, termasuk dalam penggunaan teknologi sebagai media pembelajaran.

"Generasi ini sangat dekat dengan teknologi sehingga mau tidak mau guru dan sekolah perlu beradaptasi dengan penggunaan teknologi sebagai sarana atau tools dalam proses pembelajaran," tambah Zanipar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau