Siswa SMPN 1 Turi Hanyut, Sekolah Mesti Punya Pengetahuan Manajemen Perjalanan dan Risiko

Kompas.com - 22/02/2020, 21:18 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

KOMPAS.com - Penyelenggara kegiatan pembelajaran siswa di alam bebas yakni sekolah wajib memiliki pengetahuan tentang manajemen perjalanan dan risiko sebelum melakukan kegiatan-kegiatan yang beresiko.

Kegiatan pembelajaran siswa di alam bebas yang mengandung risiko mesti didampingi oleh pihak-pihak yang ahli di bidangnya.

Ketua Umum Pengurus Besar Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) periode 2017 - 2021, Amalia Yunita mengatakan peristiwa hanyutnya siswa SMPN 1 Turi, Sleman, Yogyakarta saat melakukan susur Sungai Sempor pada Jumat (20/2/2020) sore hingga menyebabkan korban tewas menjadi pelajaran berharga untuk Indonesia. 

Kegiatan susur sungai lanjutnya memerlukan persiapan yang matang dan menggunakan perlengkapan standar seperti pelampung dan helm.

"Walau kondisi air tidak tinggi mengingat permukaan air dapat tiba-tiba naik oleh karena berbagai faktor yang terjadi di hulu sungai yang tidak terlihat oleh mereka yang berkegiatan di hilirnya," kata Yuni saat dihubungi Kompas.com, Jumat (21/2/2020).

Baca juga: Kwarnas: Musibah di SMPN 1 Turi Itu Kegiatan Sekolah atau Pramuka?

Menurutnya, kegiatan di alam bebas yang mengandung risiko memerlukan pendampingan dan konsultasi dengan pihak-pihak yang ahli di bidang tersebut.

Risiko dalam berkegiatan di alam bebas bisa diminimalisir dan dikelola dengan mempelajari dan mengenali medan serta potensi bahaya yang mungkin timbul.

"Pemantauan tinggi muka air di hulu yang dikomunikasikan dengan baik saat melakukan kegiatan," ujarnya.

Semua pihak mulai dari sekolah hingga pembina kegiatan harus memiliki pengetahuan tentang bagaimana menyusuri sungai dan pengetahuan sungai yang disusuri.

Pengetahuan lain yang wajib dimiliki adalah menggunakan perlengkapan keamanan yang memadai dan medan kegiatan.

"Di sisi mana kita harus berjalan atau menyeberang, bagaimana menolong jika ada yang hanyut, ke mana jalur evakuasinya, jika terjadi accident atau fatalities ke mana dibawanya," ujar Yuni.

Baca juga: Kejadian di SMPN 1 Turi, Kwarnas Gerakan Pramuka Sampaikan Ini...

Yuni atas nama FAJI juga mengucapkan bela sungkawa atas musibah yang menimpa siswa-siswa SMP Negeri I Turi. FAJI juga turu mendoakan semoga mereka yang belum ditemukan agar segera ditemukan.

Instruktur arung jeram profesional sekaligus pengurus FAJI, Jhon Lede menambahkan panitia kegiatan Pramuka tersebut menggandeng tenaga profesional yang biasa bergiat di kegiatan arung jeram. Tenaga arung jeram profesional tersebut, lanjutnya, bisa mendampingi dan bertugas sebagai instruktur kegiatan susur sungai.

"Anak usia antara 12 sampai 14 tahun dengan jumlah yang banyak (255 orang) untuk kegiatan susur sungai tanpa didampingi tim penyelamat dan tanpa menggunakan pelampung adalah kesalahan fatal," ujar Jhon saat dihubungi Kompas.com.

Sebelumnya, ratusan siswa SMPN 1 Turi Sleman hanyut terbawa arus ketika melakukan kegiatan susur sungai sebagai bagian dari pramuka di Sungai Sempor, Dusun Dukuh, Desa Donokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, pada Jumat (21/2/2020).

Akibat peristiwa itu, delapan orang siswa dinyatakan meninggal dunia, satu masih dalam pencarian.

Berdasarkan data dari BNPB Pusat yang Kompas.com terima, total murid yang melakukan aktivitas itu berjumlah 249 murid dengan rincian kelas 7 sejumlah 124 murid dan dan kelas 8 sejumlah 125. Posko mencatat 216 murid selamat sedangkan 23 murid luka-luka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau