Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Program Pintar
Praktik baik dan gagasan pendidikan

Kolom berbagi praktik baik dan gagasan untuk peningkatan kualitas pendidikan. Kolom ini didukung oleh Tanoto Foundation dan dipersembahkan dari dan untuk para penggerak pendidikan, baik guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, dosen, dan pemangku kepentingan lain, dalam dunia pendidikan untuk saling menginspirasi.

Belajar dari Rumah lewat TVRI: Jadi Tuntunan dan Tontonan

Kompas.com - 12/04/2020, 17:59 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Muhchamad Haris Tarmidi

KOMPAS.com - Pembelajaran daring (dalam jaringan) akhir-akhir ini sangat populer di masyarakat berbagai lapisan. Tidak bisa dipungkiri hal ini dikarenakan wabah pandemi Covid-19 atau lebih populer disebut dengan Virus Corona.

Namun dengan kondisi geografis Indonesia yang begitu banyak pulau terdiri dari pesisir pantai hingga dataran tinggi pegunungan terkadang menyulitkan pemerataan sinyal internet.

Bukan hanya itu tingkat kepemilikin gawai yang meskipun tinggi namun belum merata jumlahnya menjadi kendala tersendiri. Termasuk di dalamnya adalah kemampuan orangtua dalam membeli kuota internet.

Dengan berbagai kondisi diatas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mencoba mengatasi segala bentuk keterbatasan tersebut dengan menggandeng TVRI.

Tentu bukan tanpa alasan TVRI dipilih untuk jadi mitra penyebar belajar dari rumah tersebut. Hal ini dimungkinkan karena tingkat keterjangkauan tayangan TVRI yang begitu tinggi hingga ke pelosok negeri.

Baca juga: Jadwal Acara Belajar dari Rumah di TVRI Senin 13 April 2020

Tayangan ramah milenial

Langkah yang di lakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tersebut perlu di apresiasi, pasalnya niatanya adalah daya jangkau pendidikan bagi segenap insan peserta didik di seluruh nusantara.

Namun, alangkah baiknya jika tayangan tersebut juga mempertimbangkan sisi konten hiburan menarik selain konten edukasi tentunya.

Kenapa harus menarik, karena realitanya anak milennial zaman sekarang lebih mengedepankan tontonan atraktif dan menantang daripada tontonan monoton yang sekedar menggurui.

Intinya acara yang akan diproduksi tersebut haruslah “ramah” untuk anak milenial.

Pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga mestinya membuat acara yang akan mulai tayang mulai Senin, 13/4/2020 tersebut lebih interaktif sehingga ada komunikasi dua arah.

Hal ini bisa ditempuh dengan membuka telpon interaktif, Videocall atau tayangan tersebut bisa live srteaming terhubung dengan media sosial yang kini tengah digandrungi oleh anak muda.

Unsur hiburan dalam acara yang edukatif seperti ini diperlukan bukan untuk merubah esensi dari tayangan tersebut, lebih dari itu juga untuk memastikan tayangan ini bisa digemari oleh peserta didik yang notabenya adalah kaum muda sehingga bisa setia mengikuti acara hingga tuntas.

Oleh karena itu, pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan beserta TVRI perlu “kreatif” agar bisa menghasilkan tuntunan yang edukatif namun juga menarik untuk dijadikan tontonan bagi segenap anggota keluarga.

Konten siswa berkebutuhan khusus

Perlu juga di akomodir konten untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), hal ini juga penting karena sejatinya pendidikan harus bisa diakses untuk semua kalangan dan semua kondisi anak didik.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau