Sebaliknya. bagi sekolah-sekolah yang sampai saat ini belum mampu mengembangkan program belajar dari rumah baik karena alasan kapasitas SDM yang tidak tersedia, ekonomi maupun letak geografis, program ini dapat dijadikan sebagai program utama.
Guru kemudian merancang bentuk penugasan lain dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar dan melibatkan proses berfikir untuk mengembangkan gagasan-gagasan yang bersifat terbuka, imajinatif, dan produktif.
Baca juga: Ini Alasan Mendikbud Nadiem Hadirkan Belajar dari Rumah lewat TVRI
2. Model pembelajaran utuh
Kedua, program belajar dari rumah melalui TVRI ini sebaiknya dirancang untuk menjadi model pembelajaran bermakna.
Untuk itu perlu bagi perencana merujuk kompetensi-kompetensi dasar pada kurikulum untuk menghasilkan skenario pembelajaran aktif dan lembar-lembar kerja yang yang melibatkan proses berfikir tingkat tinggi.
Model pembelajaran sebaiknya tuntas diberikan dalam 1 tayangan sehingga penerimaan siswa utuh terhadap satu-satu tujuan pembelajaran sehingga mereka kemudian dapat mengembangkan gagasan-gagasan terbuka, imajinatif, dan produktif di bawah kawalan guru.
3. Monitoring dan evaluasi
Ketiga, monitoring dan evaluasi yang akan diberlakukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tentu akan melibatkan perangkat di bawahnya seperti Dinas Pendidikan, Pengawas, maupun Kepala Sekolah.
Ada baiknya hasil belajar siswa – yang menggambarkan hubungan unik dan personal antara siswa dengan pengetahuan yang diterimanya - juga dimanfaatkan sebagai bagian dari refleksi keberhasilan program.
Dengan cara itu, tim yang terlibat di dalam penyusunan skenario dan lembar kerja dapat terus meningkatkan mutu layanan mereka sehingga keterampilan literasi, numerasi, dan karakter siswa dapat tumbuh sebagaimana yang diharapkan.
Pembelajaran bermakna dan pembelajaran yang bertujuan untuk sekedar memperoleh informasi berbeda dalam hal pelibatan proses berfikir tingkat tinggi. Pelibatan proses berpikir ini membedakan kedua jenis pembelajaran dalam hal berikut:
Pertama, bila pembelajaran dilihat dari pemerolehan sejumlah konsep baru misalnya maka pembelajaran bermakna adalah pembelajaran yang berisi kegiatan membangun "conceptual understanding in a meaningful way" sementara pembelajaran untuk sekedar memperoleh informasi berhenti pada saat informasi itu telah diperoleh, bermakna atau tidak.
Kedua, pembelajaran bermakna melibatkan proses yang mengembangkan hubungan unik dan personal antara individu siswa dengan ide dan informasi yang dipelajarinya.
Dalam pembelajaran untuk memperoleh informasi hubungan unik dan personal seperti ini tidak menjadi concern utama sebab tagihannya adalah ingatan akan sejumlah informasi yang telah diterima.
Ketiga, pembelajaran bermakna bersifat konstruktifis dan mengembangkan gagasan-gagasan yang bersifat terbuka, imajinatif, dan produktif.
Baca juga: 3 Bulan Belajar dari Rumah lewat TVRI, Ada Program Khusus Orangtua