Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angka Perceraian Meningkat Akibat Covid-19, Ini Saran Akademisi IPB

Kompas.com - 14/04/2020, 11:36 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Menghabiskan waktu sepanjang hari bersama pasangan selama masa karantina Covid-19 nyatanya tak selalu berujung harmonis.

Di China, angka perceraian dilaporkan meningkat seiring dengan bertambahnya wabah, disinyalir akibat pasangan "menghabiskan waktu bersama terlalu lama selama masa karantina virus corona".

Melansir Kompas.com, Lu Shijun, manajer pencatatan pernikahan di Dazhou, Provinsi Sichuan, menceritakan ada 300 pasangan yang hendak bercerai sejak 24 Februari. Otoritas meyakini, meningkatnya perceraian di China bisa jadi disebabkan fakta mereka terlalu lama bersama selama karantina virus corona.

Ketua Divisi Ilmu Keluarga, Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia IPB University Dr Herien Puspitawati turut menyoroti hal ini.

Baca juga: Pakar UGM Prediksi Optimis Penyebaran Covid-19 Berakhir 29 Mei 2020

Ia mengatakan, keharmonisan pasangan suami istri tidak akan datang begitu saja, terlebih di tengah bencana Covid-19. Sehingga harus diwujudkan melalui perjuangan, pengorbanan, upaya dan doa, selama masa karantina.

Pasalnya, pasangan yang tadinya hanya berjumpa beberapa jam karena aktivitas pekerjaan, kini harus bertemu 24 jam dan mengetahui "keburukan" satu sama lain. Belum lagi ditambah dengan meningkatkan stres selama pandemi. 

Agar kondisi di China tak terjadi pada keluarga Indonesia, Herien memberikan sejumlah tips untuk menjaga keharmonisan perkawinan di tengah pandemi Covid-19.

1. Komitmen terima kekurangan

Saran pertama yang diberikan ialah pasangan harus memantapkan komitmen pernikahan. Di masa bencana seperti ini, komitmen perkawinan sedang diuji kekuatannya. Oleh karena itu, suami istri harus benar-benar menjaga dan melaksanakan komitmen yang diucapkan di depan Tuhan.

Baca juga: 8 Kiat Atur Jadwal Belajar di Rumah vs Kerja di Rumah

“Sehati-Sepikiran, We are One. Suami dan istri harus kompak dalam menghadapi berbagai macam cobaan dan bencana. Sehati dalam menjalani hidup sehari-hari dan sepikiran dalam bertindak. Menerima kelebihan dan kekurangan masing-masing," kata Herien dalam laman resmi IPB, Rabu (8/4/2020).

2. Jadi mitra bisnis yang seimbang

Tips selanjutnya adalah kemitraan yang seimbang. Perkawinan bisa diibaratkan semacam bisnis, sehingga suami istri adalah mitra dalam bisnis yang mempunyai hak dan kewajiban seimbang.

Saat work from home misalnya, Herien menyarankan suami dan istri saling membagi waktu dan aktivitas dengan cara mendukung atau membantu pekerjaan rumah tangga, termasuk dalam mendampingi anak-anak yang juga study from home.

3. Terbuka

Selain itu, perlu adanya keterbukaan dalam berkomunikasi. Keterbukaan dalam berkomunikasi merupakan cara yang cepat untuk mewujudkan tujuan bersama keluarga.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau