Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Strategi Masuk Universitas Terbaik Dunia di Tengah Wabah Covid-19

Kompas.com - 21/04/2020, 09:34 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

 

KOMPAS.com - Dapat bergabung dalam universitas terbaik dunia adalah impian banyak siswa. Namun dengan merebaknya wabah Covid-19, proses perjuangan mendapatkan universitas idaman ini menjadi lebih menantang.

"Siswa dan orangtua dihadapkan dengan masalah baru yang belum pernah dihadapi sebelumnya, dan tanpa adanya bimbingan ataupun informasi yang cukup, besar kemungkinan terjadi kebingungan yang membuat kita mengambil keputusan gegabah yang kurang tepat," jelas Grace Paramitha, Humas Sekolah Sinarmas World Academy (SWA) melalui rilis resmi (21/4/2020).

Menghadapi tantangan mempersiapkan proses masuk universitas terbaik di tengah wabah Corona, Sinarmas World Academy melalui Stanislav Sousek, Konselor Universitas dan Karir, membagikan beberapa strategi yang perlu diperhatikan.

Berikut merupakan tips sebagai bekal siswa untuk masuk ke universitas terbaik dunia:

Baca juga: 150 Lebih Universitas Permudah Akses Pendaftaran lewat GoKampus

1. Kenali potensi sedini mungkin

Tidak ada kata terlalu dini dalam persiapan. Sebaiknya anak sudah diajak berdiskusi soal masa depan dari kelas 6.

"Orangtua dapat berdiskusi dengan guru untuk mendapatkan informasi lengkap tentang perkembangan pembelajaran anak selama di sekolah. Dengan informasi yang menyeluruh, orangtua dapat mendapat gambaran tentang minat dan bakat anak," jelas Stanislav.

Ia menambahkan, "Luangkan waktu untuk mencari tahu apa yang menjadi passion anak, dan apa yang paling disukai dalam kegiatan bersekolah."

Saat anak kelas 6, besar kemungkinannya mereka belum ada bayangan tentang masa depan mereka, di sinilah orangtua dan sekolah harus bekerja sama dalam membimbing dan bukan mendikte.

Bimbing anak untuk dapat menggali potensi diri mereka, dan analisa bersama di manakah kekuatan mereka sebagai seorang individu.

"Sewaktu anak sudah di kelas 8, mereka sudah lebih matang dengan pilihan mereka, dan pemilihan jurusan sudah dapat difokuskan. Pada saat inilah orangtua dan sekolah bisa membantu mereka dalam membangun portofolio 4-tahun mereka," terang Stanislav.

2. Capaian akademik dan nonakademik

Pencapaian akademik tidak lagi cukup untuk masuk ke universitas prestisius di dunia.

"Sebagai gambaran, universitas prestisius di dunia memiliki nilai penerimaan murid dibawah 15 persen yang berarti dari 1.000 aplikasi yang masuk hanya 150 murid yang berhasil diterima," terang Stanislav.

Stanislav menyarankan, "Portofolio yang menarik tidak hanya menonjolkan kebolehan nilai akademis, namun juga harus memperlihatkan kegiatan non-akademik mereka."

Menurutnya, dibutuhkan seni tersendiri untuk dapat membuat murid menyadari bagaimana kegiatan non-akademik ini dapat terkait dan menjadi penunjang bagi akademis mereka. Di sinilah diperlukan peran guru untuk membantu dan mendampingi murid-muridnya.

"Hal lain yang menjadi pertimbangan dari Universitas prestisius adalah mempedulikan nilai kemanusiaan dan dampak sosial yang dilakukan," tegasnya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau